Soal Enzim
1. Jelaskan dan beri contoh istilah
di bawah ini :
a. Apoenzyme
adalah suatu enzim yang memerlukan kofaktor namun
tidak turut berikatan. Apoenzyme merupakan suatu enzim tidak aktif. Aktivasi
enzim terjadi pada pengikatan suatu kofaktor organik atau anorganik.
Bagian polipeptida atau protein enzim disebut apoenzyme dan mungkin akan tidak aktif dalam struktur asli sintesisnya. Bentuk aktif dari apoenzyme dikenal sebagai proenzyme atau zymogen. Proenzyme mengandung asam amino tambahan dalam protein yang tergeser, dan memungkinkan struktur tersier akhir yang spesifik, yang dibentuk sebelum diaktifkan sebagai suatu apoenzyme.
Bagian polipeptida atau protein enzim disebut apoenzyme dan mungkin akan tidak aktif dalam struktur asli sintesisnya. Bentuk aktif dari apoenzyme dikenal sebagai proenzyme atau zymogen. Proenzyme mengandung asam amino tambahan dalam protein yang tergeser, dan memungkinkan struktur tersier akhir yang spesifik, yang dibentuk sebelum diaktifkan sebagai suatu apoenzyme.
Contoh : dari substrat yang sama dapat menjadi senyawa yang berlainan,
tergantung dari enzimnya.
b. Haloenzyme
haloenzim merupakan suatu apoenzyme yang bekerja bersama dengan kofaktor. Haloenzyme
adalah katalis yang lengkap
dan aktif. Kebanyakan kofaktor tidak terikat kovalen,
tetapi ikatannya kuat. Namun, zat organik seperti ion besi atau vitamin dapat berikatan kovalen. Contoh holoenzymes : DNA polimerase dan RNA polimerase
yang mengandung beberapa subunit protein. Kompleks yang lengkap berisi semua
subunit yang diperlukan untuk melakukan
aktivitas apoenzim.
Figure
1-2: Illustrates that an Apoenzyme + Cofactor = Holoenzyme.
Contoh :
- DNA polymerase :
haloenzyme yang mengkatalisis polimerisasi deoxyribonycleotides menjadi untai
DNA. DNA polymerase adalah substansi yang aktif dalam replikasi DNA. Berfungsi
membaca untai DNA utuh sebagai template dan menggunakannya untuk mensintesis
untai baru. Untai DNA yang baru dipolimerisasi melengkapi untai template dan
identik dengan untai asli dari template. DNA polimerase menggunakan ion
magnesium untuk aktivitas katalitik.
- RNA polimerase juga merupakan holoenzyme yang
mengkatalisis RNA. RNA polimerase yang dibutuhkan untuk membangun rantai RNA
dari gen DNA sebagai template, sebuah proses yang dikenal sebagai transkripsi.
Ini berpolimerisasi ribonukleotida pada ujung 3 'dari transkrip RNA.
c. Coenzyme
Koenzim adalah salah satu dari sejumlah senyawa organik yang tersebar bebas,
yang berfungsi sebagai kofaktor dengan enzim dalam mempromosikan berbagai
reaksi metabolis. Koenzim
berpartisipasi dalam katalisis enzyme-mediated dalam stoikiometri (mol ke mol)
jumlah, yang dimodifikasi selama reaksi, dan mungkin memerlukan reaksi katalisis
enzim lain untuk mengembalikan mereka ke posisi semula mereka. Contohnya : nikotinamida adenin dinukleotida (NAD), yang
menerima hidrogen (dan memberikannya dalam reaksi lain), dan ATP, yang menyerahkan
gugus fosfat, sementara mentransfer energi kimia. Sebagian besar vitamin B adalah koenzim yang sangat penting dalam
memfasilitasi transfer atom atau gugus atom antar molekul dalam pembentukan
karbohidrat, lemak, dan protein.
Dengan kata lain,
merupakan molekul organik non protein kompleks, seperti NAD (Nicotineamide
Adenine Dinucleotide), koenzim-A, ATP, dan vitamin yang berperan dalam memindahkan
gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain.
Koenzim akan
memperbesar kemampuan katalitik sebuah enzim sehingga menjadi jauh melebihi
kemampuan yang ditawarkan hanya oleh gugus fungsional asam aminonya, yang
menyusun massa enzim tersebut. Koenzim yang berikatan secara erat dengan enzim
lewat ikatan kovalen atau gaya nonkovalen kerap kali disebut sebagai gugus
prostetik.. Koenzim yang mampu berdifusi secara bebas umumnya berfungsi sebagai
unsur pembawa (yang didaur ulang secara kontinu) hydrogen (FADH), hidrida (NADH
dan NADPH), atau unit-unit kimia seperti gugus asil (koenzim A) atau gugus
metil (folat), membawanya bolak-balik antara tempat pembentukannya dan
pemakaiannya.
d. Cofactor
Kofaktor adalah
zat non-protein, yang mungkin organik, dan disebut koenzim. Koenzim kebanyakan
berasal dari vitamin.
Tipe lain dari kofaktor adalah ion logam anorganik yang
disebut aktivator ion logam. Ion-ion logam anorganik dapat berikatan melalui
ikatan kovalen koordinasi. ion logam yang banyak digunakan sebagai kofaktor
seperti : Zn+2, Mg+2, Mn+2, Fe+2, Cu+2, K+1, dan Na+1 .
e. Feedback inhibition (inhibisi umpan balik)
Inhibisi umpan
balik adalah keadaan di mana hasil akhir dari rantai enzim memiliki properti
khusus yang pada dasarnya membuatnya mampu menonaktifkan enzim pertama. Jika
enzim pertama tidak bekerja, maka tidak ada yang akan bekerja setelah itu. Hal
ini berarti bahwa tidak ada substansi akhir yang dihasilkan. Suatu sel
melakukan ini agar tidak membuang-buang bahan jika mereka tidak membutuhkan
substansi akhir (properti yang disebutkan di atas bisa memiliki banyak
substansi akhir).
Sebuah penghambat umpan balik
adalah apa yang disebut sebagai zat akhir jika dia mampu menghambat kerja enzim
pertama.
2. Bagaimana pH mempengaruhi
kerja enzim ? Beri contoh !
Setiap enzim
bekerja pada pH tertentu, umumnya pada pH sekitar 6-8. pH dapat mempengaruhi optimasi kerja enzim, setiap
enzim memiliki pH optimum yang khas atau spesifik. Hal ini berkaitan erat
dengan lokasi enzim yang bekerja terhadap suatu substrat. pH enzim umumnya
adalah sekitar pH jaringan dimana enzim berada. Beberapa enzim ada yang
aktivitasnya pada pH tinggi dan ada pula yang aktivitasnya pada pH rendah
bergantung pada jenis enzimnya. Perubahan pH lingkungan akan mengakibatkan terganggunya ikatan
hydrogen yang ada pada struktur enzim. Jika enzim berada pada kondisi pH yang
tidak sesuai, enzim dapat berada dalam keadaan inaktif. Aanya kondisi pH yang
spesifik ini, maka enzim tidak akan merusak sel lain yang berada di sekitarnya.
Contoh : Tripsin mempunyai pH
optimum 7.8- 8.7 (kondisi basa), apabila
pada kondisi asam, di bawah pH optimum maka enzim tidak aktif, sedangkan jika
pH di atas pH optimum, maka enzim akan terdenaturasi.
Enzim pepsin yang diproduksi
pankreas, untuk mrncerna protein dalam
lambung, tidak akan mencerna protein yang ada pada dinding pankreas, karena
enzim pepsin bekerja pada pH 2-4.
3. Jelaskan
pengertian konsep "LOCK and KEY", beri contohnya !
Teori “lock dan key” menganalogikan
mekanisme kerja enzim seperti kunci dengan anak kunci. Substrat masuk ke dalam
sisi aktif enzim. Jadi, sisi aktif enzim seolah-olah kunci dan substrat adalah
anak kuncinya.
Di dalam enzim
terdapat sisi aktif yang tersusun dan sejumlah kecil asam amino. Bentuk sisi
aktif sangat spesifik, sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat
menjadi substrat bagi enzim. Enzim dan substrat akan bergabung bersama
membentuk suatu kompleks, seperti kunci yang masuk ke dalam gembok. Di dalam kompleks,
substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi,
kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim.
4. Sebuah reaksi
enzimatis dengan asumsi :
a. Reaksinya adalah : E + S → ES, kadar [S] >> [E]
kecepatan reaksi
yang menggunakan enzim, tergantung pada konsentrasi enzim itu. Kecepatan reaksi
bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. Konsentrasi Substrat dengan
konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat menaikkan
kecepatan reaksi. Pada batas konsentrasi tertentu, tak terjadi kenaikan
kecepatan reaksi walau konsentrasi substrat diperbesar. Terjadinya kompleks
enzim substrat diperlukan adanya kontak antara enzim dengan substrat yang terjadi
pada bagian enzim yang aktif. Bila [S] diperbesar makin banyak substrat yang
dapat berhubungan dengan enzim pada bagian yang aktif, maka [ES] makin besar
sehingga kecepatan reaksi makin besar.
b. Jika inhibitor
I2 bekerjanya sebagai berikut E
+ S → ES + I1 → ESI1
kompleks ES diberi
penambahan inhibitor 1, dengan harapan akan terbentuk ESI1
c. Kemungkinan
kedua bekerjanya E + S → EI2
+ S → ESI2
E + S ↔ EI2
+ S → ESI2. Adalnya I dapat mengurangi kecepatan reaksi. Inhibitor
bergabung dengan enzim pada bagian enzim diluar bagian aktif. Penggabungan
inhibitor dengan enzim terjadi pada enzim bebas atau pada enzim yang telah
mengikat substrat yaitu kompleks enzim-substrat.
d.Bagaimana
menentukan bahwa sebuah inhibitor (I1 dan I2) bersifat kompetitif atau non
kompetitif
suatu
inhibitor dapat dikatakan bersifat kompetitif atau nonkompetitif apabila :
· Kompetitif : zat penghambat mempunyai struktur yang
mirip dengan substrat sehingga dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi
kompetisi antara substrat dengan inhibitor untuk bergabung dengan sisi aktif
enzim (misal feed back effect)
· Non kompetitif: zat penghambat menyebabkan struktur
enzim rusak sehingga sisi aktifnya tidak cocok lagi dengan substrat
5.
Sebutkan gugus aktif, gugus katalitik dan prediksikan mekanisme kerja enzim
pyruvat decarboksylase !
Piruvat dekarboksilase adalah enzim yang
memiliki koenzim tiaminpirosfat. Enzim ini mengkatalisis proses dekarboksilasi
asam piruvat menjadi asetaldehida. Reaksi ini membutuhkan ion magnesium dan berlangsung
melalui beberapa senyawa antara yang terikat secara kovalen pada enzim.
Piruvat dekarboksilase adalah enzim
homotetrameric yang mengkatalisis dekarboksilasi asam piruvat menjadi
asetaldehida dan karbon dioksida. enzim ini juga disebut 2-okso-asam
karboksilase, alfa-asam keton karboksilase, dan dekarboksilase piruvat. Dalam
kondisi aerob, enzim ini adalah yang pertama dalam tiga kompleks enzim yang
dikenal sebagai kompleks piruvat dehidrogenase, yang mengubah piruvat (produk
dari glikolisis) menjadi asetil KoA. Dalam kondisi anaerob, enzim ini merupakan
bagian dari proses fermentasi ragi untuk menghasilkan alkohol (enzim ini tidak terdapat
pada hewan). Piruvat dekarboksilase memulai proses ini dengan mengubah piruvat
menjadi asetaldehida dan karbon dioksida. Untuk melakukan ini, dibutuhkan dua
tiamin pirofosfat (TPP) dan dua ion magnesium.
PDC merupakan
enzim yang mengkatalis piruvat secara tidak balik (irreversible) menjadi
asetaldehida dan CO2, yang selanjutnya enzim ADH akan mengatalis asetaldehida
menjadi etanol.
Gugus
aktif enzim ini yaitu : asam amino Glu-51, Glu-477, Asp-444, dan Asp-28. Sedangkan kofaktornya adalah kofaktor TPP dan
Mg2 +.
Gbr.
3D gugus aktif piruvat dekarboksilase
Gugus katalitik
enzim ini yaitu : Asp 444 and Asp 28-
Asp 444 dan Asp 28
ini menstabilkan gugus aktif dan bertindak sebagai stabilisator untuk ion Mg2 +
yang ada di setiap gugus aktif. Untuk memastikan bahwa piruvat hanya mengikat,
dua Cys 221 (lebih dari 20 Angstrom dari situs masing-masing) dan His-92 memicu
perubahan konformasinya yang menghambat atau mengaktifkan enzim tergantung pada
substrat yang berinteraksi dengan itu. Jika substrat terikat dalam gugus aktif
piruvat, maka enzim diaktifkan oleh perubahan konformasi dalam gugus peraturan.
Perubahan konformasi melibatkan penambahan 1,2 nukleofilik. Reaksi ini, membentukan
suatu thioketal, mengubah enzim dari inaktif ke keadaan aktif.
Adisi Cys nukleofil untuk mengubah konformasi enzim untuk aktivasi
Tingkat katalitik
normal piruvat dekarboksilase adalah kcat = 10s-1. Namun, tingkat enzim dengan
mutasi 51 Glu untuk GLN adalah 1.7s-1.
Mekanisme reaksi enzim piruvat dekarboksilase :
Enzim piruvat
terbagi menjadi karbon dioksida dan fragmen 2-karbon yang melekat ke kofaktor
TPP. 2-karbon fragmen ini yang menempel pada cincin beranggota lima TPP dalam
bentuk ylid nya.
Pyruvate decarboxylase
Reaction
catalyzed by pyruvate decarboxylase:
pyruvate +
thiamine pyrophasphate (TPP) → hydroxyethyl-TPP + CO2
Tingkat-tingkat reaksi perubahan asam piruvat menjadi
asetaldehida
Dalam kondisi aerob, langkah selanjutnya
melibatkan proses sebagai berikut: hydroethyl-TPP + lipoamide → TPP +
acetyllipoamide. Hidroksietil-TPP teroksidasi oleh gugus disulfida lipoamide
dari transasetilase dihydrolipoyl. Piruvat dekarboksilase kemudian mentransfer
hidroksietil-TPP ke lipoamide, yang membawa enzim piruvat dekarboksilase kembali
ke bentuk asalnya untuk mengkatalisis reaksi berikutnya. Asetaldehida kemudian
diubah menjadi etanol oleh enzim dehidrogenase alkohol dan NADH. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar