Total Tayangan Halaman

Kamis, 23 Februari 2012

makalah PENGOLAHAN NILAM



PENGOLAHAN NILAM
(MAKALAH)
Disusun guna melengkapi tugas Mesin dan Peralatan Tanaman Perkebunan


Oleh :
Fitri Wahyufianti        (091710201004)
Yongkya Septian        (091710201032)
Hadiyatur Rahmah      (091710201036)
Satrio Widiarto           (091710201039)
Novi Cipta Ningsih     (091710201049)











JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
BAB 1. PENDAHULAN


1.1  Latar Belakang.
Komoditi tanaman perkebunan yang telah ditetapkan oleh menteri pertanian bermacam-macam jenisnya.Salah satu jenis tanaman yang masuk dalam komoditi tanaman perkebunan yang telah ditetapkan oleh menteri pertanianadalah tanaman Nilam.Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sebagai minyak nilam.Nilam merupakan jenis tanaman semak yang bisa mencapai satu meter.
Banyak manfaat yang didapat dari tanaman Nilam yang diantaranya adalah yang sering dikenal dengan minyak nilam. Karena pemanfaatan dan ditinjau dari segi ekonomis dari tanaman Nilam cukup bagus maka perlu diketahui bagaimana cara pemanfaatan tanaman Nilam tersebut hingga dapat menghasilkan produk yang sangat bermanfaat.
Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang pemanfaatan tanaman Nilam, mulai dari proses pengolahan tanaman Nilam, fungsi dan manfaat dari tanaman Nilam sampai pemanfaatan dari limbah Nilam.

1.2  Tujuan.
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya adalah :
1.      Mahasiswa mengetahui tentang tanaman Nilam.
2.      Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pembuatan minyak nilam.
3.      Mahasiswa mengetahui fungsi dan manfaat dari tanaman nilam.
4.      Mahasiswa mengetahui proses pemanfaatan limbah nilam.






BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) termasuk tanamanpenghasil minyak atsiri yang memberikan kontribusi penting dalamdunia farmasi, terutama untuk industri parfum dan aroma terapi.Tanaman nilam berasal dari daerah tropis Asia Tenggara terutamaIndonesia dan Filipina, serta India, Amerika Selatan dan China(Grieve, 2002).
Nilam (Pogostemon sp.) termasuk famili Labiateae, ordo Lamiales,klas Angiospermae dan devisi Spermatophyta. Di Indonesia terdapat tigajenis nilam yang dapat dibedakan antara lain dari karakter morfologi,kandungan dan kualitas minyak, dan ketahanan terhadap cekaman biotikdan abiotik. Ketiga jenis nilam tersebut adalah: 1) P. cablin Benth. Syn. P.patchouli Pellet var. Suavis Hook yang disebut nilam Aceh, 2) P.heyneanus Benth yang disebut nilam Jawa dan 3) P. hortensis Becker yangdisebut nilam sabun. Di antara ketiga jenis nilam, yang paling luaspenyebarannya dan banyak dibudidayakan yaitu nilam Aceh, karena kadarminyak dan kualitas minyaknya lebih tinggi dari kedua jenis yang lainnya.Nilam Aceh merupakan tanaman yang diperkirakan berasal dari Filipinaatau Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia lebih seabad yang lalu.Setelah sekian lama berkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinanterjadi perubahan-perubahan dari sifat asalnya (Irawan, 2010).
Tanaman nilam adalahsalah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang dihasilkan dari hasil destilasi dauntanaman nilam. Minyak ini disebut juga minyak eteris atau minyak terbang (volatile)karena jenis minyak ini mudahmenguap pada suhu 25 o C. Kandungan unsur kimia minyak nilam terdiri patchoulyalcohol(C 15 H 26 OH) sebagai penciri utama, patchouly camphor, eugenol benzoat,benzaldehide, cinnamic aldehide, dan cadinene (Abdulkadiri, ).
Aroma minyak nilam dikenal 'berat' dan'kuat' dan telah berabad-abaddigunakan sebagai wangi-wangian(parfum) dan bahandupaatau setanggipada tradisi timur.Minyak ini juga digunakan sebagaipewangi kertas tisu, campurandeterjen pencuci pakaian, danpewangi ruangan (Anonim, 2011)
BAB 3 PEMBAHASAN


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDMOXBmmPxrHJbtqb6pNwn2CFUr1U6K3qfb222q1T5XgsdkSvRaf2Re6cxeQDIlXfZWX34IECJSEKLaAbgU-Y9gYoHxD5ydhvvuAcQqUvDjUH0tnsRItQkODUesukg7nU8ce959En6P6Cu/s320/Kebon+nilam.jpg

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sebagai minyak nilam.Nilam merupakanjenis tanaman semak yang bisa mencapai satu meter.Tanaman ini menyukai suasana teduh, hangat, dan lembab. Selain itu juga  tanaman nilam cenderung mudah layu jika terkena sinar matahari langsung ataupun jika tanaman kekurangan air. Bunga dari tanaman nilammenyebarkan bau wangi yang kuat dan  bijinya kecil. Perkembangbiakan tanaman nilam  biasanya dilakukan secara vegetatif. Selain itu juga berdasarkan dari pandangan ekologinya  tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.
Minyak nilam dari hasil proses pengolahan minyak nilam  dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamilpatchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari daun. Aromadari  minyak nilam dikenal 'berat' dan 'kuat' dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.

Ø Minyak nilam
Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah patchoulol.Daun dan bunga nilam mengandung minyak ini. Biasanya pengoalahn nilam dilakukan dengan carapenyulingan uap terhadap daun keringnya (seperti pada minyak cengkeh). Penyulinan merupakan  suatu roses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uap masing – masing zat tersebut. Proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Minyak nilam yang dihasilkan dari penyulingan kemudian di uji dengan menggunakan pengujian mutu minyak nilam yang berstandart SNI tujuannya adalah menjamini kualitas minyak nilam sebagai bahan dasar pembuatan produk tertentu.hasil dari minyak nilam kemudian di uji dan diukur  bedasarkan Parameter mutu minyak nilam dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Mutu minyak nilam dengan SNI umumnya memiliki kadar PA di atas 30%, berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan sulit dihilangkan. Mutu minyak nilam yang dihasilkan dari proses penyulingan hasilnya tidak belum tentu secara umum baik hal ini dapat terjadi Karena  dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain

ü Jenis/variasi tanaman,
ü Umur tanaman sebelum dipanen,
ü Perlakuan bahan mentah sebelum penyulingan,
ü Alat yang digunakan,
ü Cara penyulingan,
ü Perlakuan terhadap minyak setelah penyulingan,
ü dan penyimpanan minyak.

Ø Proses pengolahan
Pada dasarnya pemanfaatan nilam di olah tujiuanya adalah untuk mendapatkan minyak nilam itu sendiri, dan langkah dari pengolahan nilam tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang sederhana, dan tidak rumit. Hanya saja untuk alat – alatnya yang diperlukan dalam proses pengolahannya mempunyai nilai ekonomis yang tidak sedikit karena hampir semua alat yang digunakan terbuat dari bahan dari stainlessteell agar awet dan higienis. cara penyulingan. Minyak nilam itu sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
1. Di rebus
2. Di kukus
3. Di uap

1. Di rebus
Cara penyulingan minyak nilam yang paling baik adalah dengan sisstem ini yang pada dasarnya hanyalah dengan mengalirkan uap yang bertekanan tinggi.Pada cara ini drum perebus air ( ketel) dipisahkan ari drum bahan (still). Uap air yang dihasilkan pada ketel perebus air, dialirkan pada sebuah pipa ke dalam drum bahan.Bahan yang disuling diletakan diatas piringan yang berlubang – lubang di dalam drum.Piringan boleh lebih dari satu dan di susun secara bertingkat. Untuk memudahkanpergerakan uapa air ke tingkat yang lebih tinggi,maka harus disediakan ruang kosong antara bahan yang terletak pada piringan dibawahnya dengan piringan di atasnya. Antara piringan yang terletak pada susunan yang paling bawah dan alas drum harus ada ruang kosong sebagai tempat penampung uap yang dihasilkan oleh ketel.
Uap jernih yang dihasilkan di ketel dialirkan ke drum bahan. Bersama uap air ini minyak nilam akan ikut terbawa. Selanjutnya campuran minyak dan uap dikondensi di pipa pendingin setelah mengalami pendinginan, campuran air dan minyak ditampung di bejana pemisah. Dengan adanya perbedaan berat jenis maka air ddapat dipisahkan dengan minyak. Penyulingan dengan cara ini akan menghasilkan minyak bermutu tinggi.
Semuaperalatan penyulingan sebaiknya terbuat dari logam yang tidak mudah berkarat.Logam yang mudah berkarat dapat bereaksi dengan minyak, sehingga dapat mempengaruhi komposisi dan warna minyak.Logam terbukti tidak bereaksi dengan minyak adalahbaja tahan karat yang lebih dikenal dengan stainless steel. Logam alumunium juga dapat digunakan sebagi bahan ketel sulingan,karena tidak mempengaruhi mutu minyak. Diagram alirpenyulingan nilam dengan metode uap  langsung ditunjukan pada gamar di bawah ini.
Diagram alir penyulingan minyak nilam dengan
Metode uap langsung
2. Di kukus
Penyulingan dikukus, mirip cara pertama, hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi saringan berlubang. Daun nilam diletakkan di atas saringan, sementara air berada di bawahnya.

4. Di uap
Sementara sistem penyulingan uap menjamin kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor hingga mengalami proses kondensasi. Cairan (campuran air dan minyak) yang menetes ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan minyak nilam.
Pada umumnya petani nilam memakai teknik uap karena hasilnya yang paling bagus, seperti kelompok tani di Kulon Progo Yogyakarta dan kelompok tani nilam di Kuningan, Jawa Barat, memakai sistem penyulingan uap berkapasitas 100 kg per ketel. Hasilnya 2,2 kg – 2,8 kg minyak nilam untuk sekali penyulingan selama delapan jam (terbagi atas empat tahap). Masing-masing tahap lamanya dua jam. Sekali menyuling menghabiskan bahan bakar minyak tanah 40 l (Rp 295.000,-).

Ø Fungsi dan manfaat minyak nilam
Karena sifat aromanya yang kuat, minyak ini banyak digunakan dalam industri parfum.Sepertiga dari produk parfum dunia memakai minyak ini, termasuk lebih dari separuh parfum untuk pria. Selain untuk parfum, minyak ini juga digunakan untuk berbagai keperluan yang dapat membantu beberapa aktifitas, minyak nilam biasanya digunakan sebagai :
ü pewangi kertas tisu,
ü campuran deterjen pencuci pakaian,
ü Pewangi ruangan
ü Berfungsi sebagai bahan utama setanggi dan pengusir serangga perusak pakaian.
ü Berfungsi untuk menambah nafsu makan, membantu pencernaan, menyehatkan jantung, mengobati batuk, menurunkan panas, menghilangkan sesak napas, mengobati diare, mengobati eksim dan koreng.
ü Sebagai antibiotika.
ü Atraktan hama lalat buah atau pemikat hama lalat buah.
ü Fungisida untuk mengendalikan Pyricularia oryzae yang merupakan penyebab penyakit bercak dan busuk daun yang menyerang tanaman padi. Kandungan eugenol pada minyak atsiri daun selasih mampu menekan pertumbuhan nematoda tanaman lada.
ü Minyak atsiri selasih berbau harum yang dikenal dengan nama basil oil, minyak ini digunakan sebagai bahan pembuatan parfum, shampo, terapi aroma.

Ø Limbah nilam
Limbah hasil prosesing minyak nilam banyak dijumpai diindustri penyulingan minyak nilam.Besarnya volume limbah nilam seringkali menjadi masalah bagi fihak industri pengolahan itu sendiri maupun lingkungan. Berikut ini akan dijelaskan berbagai maca pemanfaatan limbah penyulingan nilam. Antara lain :
Ø Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai kompos
Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai kompos dapat dilakukan dengan pengkomposan limbah nilam dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk kandang + kapur + EM4 1% selama 3 minggu menghasilkan kompos limbah nilam dengan status hara dan tingkat dekomposisi yang baik (Djazuli, 2002b). Pemanfaatan limbah hasil penyulingan nilam dapat dipertimbangkan untuk dipergunakan sebagai pupuk kompos yang potensial.karena  pemberian kompos mampu meningkatkan bobot segar terna nilam secara nyata pada tiga taraf pemupukan NPK yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh kandungan hara pada kompos limbah nilam relatif tinggi, sehingga mampu memperbaiki pertumbuhan dan produktivitas tanaman nilam secara nyata.

Ø Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai pengendali OPT

Aplikasi pemulsaan berpengaruh terhadap perbaikan fisik, kimia dan biologi tanah sekaligus dapat memperbaiki pertumbuhan dan produktivitas suatu tanaman.Dalam pembudidayaannya, penggunaan mulsa di pertanaman nilam sangat dianjurkan terutama untuk mengurangi cekaman tanaman terhadap kekeringan pada musim kering dan menekan pertumbuhan tanaman gulma. Hasil penelitian penggunaan mulsa menunjukkan bahwa mulsa alang-alang nyata meningkatkan produksi daun dan minyak nilam Aceh sebesar 159,6% dan 181,7% dibandingkan kontrol, sedangkan mulsa semak belukar sebesar 286,5% dan 344,1% (Tasma dan Wahid, 1988). Tingginya kandungan hara di dalam mulsa belukar terlihat berpengaruh nyata terhadap tingkat pertumbuhan dan produktivitas tanaman nilam, serta rendemen minyak nilam.
Secara umum mulsa yang diaplikasikan pada pertanaman yang dapat  menekan perkembangan OPT yang hidup didalam tanah seperti nematoda parasit. Mulsa menjadi sumber makanan bagi berbagai mikroorganisme tanah, bakteri dan jamur. Peningkatan organisme pengurai akan memacu peningkatan populasi nematoda pemakan bakteri dan pemakan jamur. Pengaruh dari proses tersebut adalah meningkatnya populasi nematoda predator yang dapat mempengaruhi populasi nematoda parasit melalui kompetisi, antagonisme atau karena terciptanya kondisi yang kurang menguntungkan. Selain itu, proses dekomposisi dari limbah nilam ini menghasilkan senyawa nitrat dan amoniak nitrogen yang beracun bagi berbagai OPT termasuk nematoda.
Efektifitas mulsa dalam menekan populasi OPT akan meningkat apabila bahan organik penyusunnya mengandung bahan kimia tertentu atau dicampur dengan bahan yang mengandung zat kimia tertentu yang beracun bagi OPT. Contohnya penggunaan limbah nilam sebagai mulsa pada pertanaman vanili yang dicampur dengan limbah penyulingan/pengolahan tanaman cengkeh yang telah terbukti dapat menekan perkembangan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman vanili yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum dan penyakit busuk akar pada tanaman jambu mete yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus micropus atau oleh jamur F.solani dan F. oxysporum. Limbah penyulingan dari tanaman cengkeh yang dimanfaatkan sebagai mulsa dapat menekan perkembangan serangan penyakit karena tanaman cengkeh mengandung eugenol yang dilaporkan bersifat anti jamur.
Berdasarkan dari hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa limbah hasil penyulingan nilam berupa daun dan rantingnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, mulsa dan pengendali organisme pengganggu tumbuhan yang cukup baik untuk dikembangkan.Mulsa dari limbah pengolahan nilam ini yang kemudian menjadi pupuk diharapkan dapat menurunkan tingkat defisiensi bahan organik di dalam tanah. Limbah pengolahan nilam sebagai pengendali organisme pengganggu tumbuhan diharapkan dapat menekan tingkat serangan hama dipertanaman, sehingga dapat berfungsi sebagai pestisida nabati yang dapat menggantikan pestisida sintetik.

Ø Limbah nilam dimanfaatkan untuk meningkatkan peran mikroba dalam tanah
Jamur mikoriza arbuskula (MA) merupakan salah satu mikroba yang mulai dimanfaatkan pada budidaya nilam.MA merupakan jenis mikoriza dengan penyebaran luas dan mudah berasosiasi dengan akar tanaman.Jamur ini dapat ditemukan pada hampir seluruh jenis tanah di daerah tropik, termasuk juga daerah-daerah marginal.Salah satu keuntungan bagi tanaman yang bersimbiose dengan mikoriza adalah peningkatan efisiensi serapan beberapa unsur hara seperti P, K, Zn dan sulfat (Pearson dan Diem, 1982).
Dilaporkan pula bahwa cendawan mikoriza mampu meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, memperbaiki agregasi tanah, dan memproduksi beberpa hormon tumbuh (Sieverding, 1991; Setiadi, 2000), Mawardi (2004) melaporkan bahwa aplikasi MA mampu meningkatkan ketahanan tanaman nilam terhadap cekaman kekeringan  dan mampu meningkatkan kandungan air tanah 50% kapasitas lapang

Ø Limbah hasil penyulingan nilam juga dapat dimanfaatkan  sebagai bahan untuk dijadikan bahan bakar (biomassa)

Ø Limbah nilam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan dupa
Aroma yang kuat pada limbah nilam, daunnya dapat dimanfaatkan untuk dijadikan dupa. Adapun cara pembuatan dupa tersebut yaitu caranya  Daun limbah hasil proses penyulingan  dijemur hingga kering lalu digiling halus. Diberi sedikit binder (bahan perekat) dan  kemudiandicetak.

BAB 4 PENUTUP


Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sebagai minyak nilam. Nilam merupakan jenis tanaman semak yang bisa mencapai satu meter.semaentara itu penyulingan merupakan  suatu roses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uap masing – masing zat tersebut. Proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Minyak nilam yang dihasilkan dari penyulingan kemudian di uji dengan menggunakan pengujian mutu minyak nilam yang berstandart SNi
Minyak nilam itu sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
1. Di rebus
2. Di kukus
3. Di uap
Limbah hasil prosesing minyak nilam banyak dijumpai diindustri penyulingan minyak nilam.Besarnya volume limbah nilam seringkali menjadi masalah bagi fihak industri pengolahan itu sendiri maupun lingkungan. Berikut ini akan dijelaskan berbagai maca pemanfaatan limbah penyulingan nilam. Antara lain :
Ø Limbah nilam dimanfaatkan untuk meningkatkan peran mikroba dalam tanah

Ø Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai pengendali OPT

Ø Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai kompos
Ø Limbah hasil penyulingan nilam juga dapat dimanfaatkan  sebagai bahan untuk dijadikan bahan bakar (biomassa)
Ø Limbah nilam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan dupa

DAFTAR PUSTAKA


Abdulkadiri. 2011. Tanaman Nilam. http://www.damandiri.or.id. [Online] diakses tanggal 26 Oktober 2011.
Anonim. 2011. Tanaman Nilam. http://www.scribd.com [Online] diakses tanggal 26 Oktober 2011.
Grieve M, 2002. A. Modern Herbal Patchoulli. www.Botanical.com.
Irawan, Bambang. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Semarang : Universitas Diponegoro.