RESUME EROSI
1.
Pengertian
erosi
Erosi adalah suatu perubahan bentuk
batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es,
pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yang berhembus kencang
terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Di daerah tropis basah, media penyebab erosi yang umum
adalah air (Anonim, 2007).
Secara umum
dapat dikatakan bahwa erosi merupakan proses terlepasnya butiran tanah dari induknya di suatu tempat dan terangkutnya material
tersebut oleh gerakan
air atau angin,
kemudian diikuti dengan pengendapan material yang terangkut di tempat yang
lain. Bahaya erosi banyak terjadi di daerah kering terutama yang memiliki
kemiringan lereng sekitar 15%
atau lebih. Keadaan ini sebagai akibat dari pengelolaan tanah dan air yang keliru, tidak mengikuti kaidah- kaidah konservasi tanah dan air (Kodoatie,
2010 : 162).
Erosi yang
berlangsung secara alamiah dapat dikatakan tidak mengganggu keseimbangan
lingkungan karena partikel-partikel tanah yang diendapkan seimbang dengan tanah
yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah. Zat pengangkutnya adalah
air, angin dan gletser. Adapun erosi yang terjadi akibat kesalahan manusia
dalam mengelola lahan dapat menimbulkan bencana, misalnya penggundulan hutan dapat
mengakibatkan tanah longsor
(Team PusLit Kopi & Kakao Indonesia, 2004 : 87-89 ).
2.
Mekanisme
terjadinya
erosi
Proses
alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan,
tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.
Di daerah beriklim
tropika basah, aliran merupakan penyebab utama erosi tanah, sedangkan angin
tidak mempunyai pengaruh yang berarti. Proses erosi terdiri atas tiga bagian
yang berurutan :
1. pengelupasan (detachment),
2. pengangkutan
(transportation)
3. pengendapan (sedimentation) (Asdak, 1995 ).
Proses erosi oleh air
merupakan kombinasi dua sub proses yaitu :
1. penghancuran struktur tanah menjadi
butir-butir primer oleh energi tumbuk butir-butir hujan yang menimpa tanah dan
perendaman oleh air yang tergenang, dan pemindahan (pengangkutan) butir-butir
tanah oleh percikan hujan, dan
2. penghancuran struktur tanah diikuti pengangkutan
butir-butir tanah tersebut oleh air yang mengalir dipermukaan tanah (Anonim, 2009).
Air hujan yang
menimpa tanah-tanah terbuka akan menyebabkan tanah terdispersi. Sebagian dari
air hujan yang jatuh tersebut akan mengalir di atas permukaan tanah. Banyaknya
air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah tergantung pada hubungan antara
jumlah dan intensitas hujan dengan kapasitas infiltrasi tanah dan kapasitas
penyimpanan air tanah. Kekuatan perusak air yang mengalir diatas permukaan
tanah akan semakin besar dengan semakin curam dan makin panjang lereng
permukaan tanah. Tumbuh-tumbuhan
yang hidup diatas permukaan tanah dapat memperbaiki kemampuan tanah menyerap
air dan memperkecil kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh, dan daya
dispersi dan angkut aliran air di atas permukaan tanah. Perlakuan atau
tindakan-tindakan yang diberikan manusia terhadap tanah dan tumbuh-tumbuhan di
atasnya akan menentukan apakah tanah itu akan menjadi baik dan produktif atau
menjadi rusak (Arsyad,
1983).
3.
Bentuk-
bentuk erosi
·
Erosi Lembar
Erosi lembar merupakan perpindahan
permukaan tanah oleh air yang mengalir atau oleh angin dalam suatu lapisan atau
lembar kurang lebih seragam dari suatu bidang lahan. Bentuk erosi ini lebih
banyak terjadi di lahan-lahan berombak tanpa tanaman penutup. Erosi ini juga
sering disebut erosi antaralur (inter-rill erosion), yang mencakup perpindahan
lapisan suatu tanah dari suatu segmen lahan miring.
·
Erosi Alur
Erosi alur tejadi karena air
terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat tertentu di permukaan tanah
sehingga perpindahan tanah lebih banyak terjadi di tempat tersebut. Erosi alur
sering dijumpai pada tanah-tanah yang ditanami secara berbasris menurut lereng
atau bekas menarik balok-balok kayu dengan kondisi tanah gembur.
·
Erosi Percikan
Erosi percikan disebabkan oleh tumbukan air
hujan terhadap permukaan tanah. Tumbukan butir-butir hujan itu akan menyebabkan
pemecahan dan pemercikan tanah.
·
Erosi Permukaan
Tebal limpasan di muka lahan tidak merata
sehingga kemampuannya mengikis lapisan tanah juga berbeda-beda. Daya rusak
limpasan ini terutama dipengaruhi oleh kecepatan aliran. Pada kecepatan rendah
dan aliran tenang, limpasan tidak menbyebabkan erosi serius. Setelah mencapai
nilai kecepatan tertentu liumpasan akan mengerosi parmukaan yakni jika kekuatan
limpasan lebih besar daripada ketahanan tanah.
·
Erosi internal
Erosi internal merupakan suatu
bentuk erosi dimana partikel-partikel tanah primer terangkut ke lapisan lebih
bawah melalui celah atau retakan atau pori-pori tanah sehingga lapisan
pengendapannyamenjadi lapisan kedap air dan udara.
·
Erosi Trowongan
Erosi trowongan merupakan bentuk erosi di mana
tanah diangkut ke bagian bawah dan terbentuk suatu pipa atau trowongan yang
memanjang dari lapisan permukaan ke lapisan bawah permukaan. Erosi ini biasanya
terjadi pada daerah-daerah tertentu yang biasanya tidak cocok untuk pertanian.
·
Erosi Lapik
Erosi lapik merupakan erosi yang
terjadi di sekitar pepohonan atau batuan. Oleh karena di sekitar pangkal pohon
atau batu itu tererosi oleh percikan butiran hujan, sedangkan tanah yang dekat
akar pohon atau batu itu terlindungi dari percikan dan tidak tererosi.
·
Erosi Mercu
Erosi mercu merupakan erosi yang terjadi pada
tanah/batu yang hasil erosinya akan meninggalkan tongak-tonggak tanah dan
merupakan bagian tanah resisten. Umumnya tanah-tanah kaya natrium.
·
Erosi Selokan
Erosi selokan disebabkan oleh
limpasan air dari lahan luas dimana tanah dan tanaman yang ada tidak mampu
menyerap seluruh air hujan dan aliran air yang berlebihan serta memusatkan pada
saerah sempit pada kecepatan cukup besar untuk membawa tanah dan menyebabkan
erosi (Anonim, 2010).
4.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi
Secara umum erosi dipengaruhi oleh:
Ø Iklim
Pada daerah tropis faktor iklim yang paling besar pengaruhnya
terhadap laju erosi adalah hujan. Jumlah dan intensitas hujan di indonesia
umumnya lebih tnggi dibandingkan dengan negara beriklim sedang . Besarnya curah
hujan menentukan kekuatan dispersi, daya pengangkutan dan kerusakan terhadap
tanah (Arsyad, 1983).
Intensitas dan besarnya
curah hujan menentukan kekuatan dispersi terhadap tanah. Jumlah curah hujan
rata-rata yang tinggi tidak menyebabkan erosi jika intensitasnya rendah,
demikian pula intensitas hujan yang tinggi tidak akan menyebabkan erosi bila
terjadi dalam waktu yang singkat karena tidak tersedianya air dalam jumlah
besar untuk menghanyutkan tanah. Sebaliknya jika jumlah dan intensitasnya
tinggi akan mengakibatkan erosi yang besar (Baver, 1959).
Ø Tanah
Merupakan faktor penting yang menentukan besarnya erosi yang terjadi. Faktor-faktor
tanah yang berpengaruh antara lain adalah :
1. ketahanan
tanah terhadap daya rusak dari luar baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan
permukaan
2. kemampuan tanah untuk menyerap air hujan melalui
perkolasi dan infiltrasi
Kepekaan atau ketahanan tanah terhadap erosi berbeda- beda sesuai dengan
sifat fisik dan kimia tanah. Perbedaan ketahanan ini umumnya dinyatakan dalam
nilai erodibilitas tanah.Semakin tinggi nilai erodibilitas tanah, semakin mudah
tanah tersebut tererosi.Secara umum tanah dengan debu yang tinggi, liat yang
rendah dan kandungan bahan organik sedikit mempunyai kepekaan erosi yang tinggi
(Kodoatie, 2010 : 170).
Menurut Utomo (1989) nilai
erodibilitas suatu tanah ditentukan oleh ketahanan tanah terhadap daya rusak
dari luar dan kemampuan tanah menyerap air (infiltrasi dan perkolasi).
Ketahanan tanah menentukan mudah tidaknya massa tanah dihancurkan, sedangkan
infiltrasi dan perkolasi mempengaruhi volume limpasan permukaan yang mengikis
dan mengangkut hancuran masa tanah. Sifat-sifat tanah yang penting pengaruhnya
terhadap erosi adalah kemampuannya untuk menginfiltrasikan air hujan yang jatuh
serta ketahanannya terhadap pengaruh pukulan butir-butir hujan dan aliran
permukaan. Tanah dengan agregat yang stabil akan lebih tahan terhadap pukulan
air hujan dan bahaya erosi. Kapasitas infiltrasi tanah sangat dinamis, dapat
berubah atau diubah oleh waktu atau pengolahan tanah (Anonim, 2010).
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur, struktur,
bahan organik, dan sifat lapisan bawah tanah. Tanah dengan kandungan liat yang
tinggi sukar tererosi, karena liat memiliki kemampuan memantapkan agregat tanah
(Arsyad, 1983).
Struktur tanah mempengaruhi besarnya erosi, tanah-tanah yang
berstruktur granuler lebih terbuka dan akan menyerap air lebih cepat daripada
tanah yang berstruktur masif. Demikian pula peranan bahan organik penting
terhadap stabilitas struktur tanah, karena bahan organik tanah berfungsi
memperbaiki kemantapan agregat tanah, memperbaiki struktur tanah dan menaikkan
daya pegang air tanah. Sifat lapisan bawah tanah yang menentukan kepekaan erosi
adalah permeabilitas (Baver, 1959).
Ø Topografi
Topografi diartikan sebagai
tinggi rendahnya permukaan bumi yang menyebabkan terjadi perbedaan lereng
kemiringan. dan panjang lereng adalah dua
unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi
(Arsyad, 1983).
Erosi akan meningkat dan bertambahnya panjang lereng pada intensitas hujan
tinggi. Tetapi erosi akan menurun dengan bertambahnya panjang lereng pada
intensitas hujan yang rendah. Unsur lain yang berpengaruh adalah konfigurasi,
keseragaman,dan arah lereng. Bentuk lereng juga berpengaruh terhadap erosi.
Bentuk lereng dibedakan atas lereng lurus, lereng cembung, lereng cekung, dan
lereng kompleks. Bentuk lereng lurus dicirikan oleh kemiringan yang
seragam pada seluruh bagian lereng. Lereng
cembung Semakin curam ke arah lereng bawah, sedangkan lereng cekung semakin
landai ke arah lereng bawah. Lereng yang cembung umumnya tererosi lebih besar
daripada lereng cekung. Perbedaan aspek lereng menimbulkan perbedaan
besarnya erosi yang terjadi karena perbedaan penyinaran matahari dan kelembaban.
Untuk daerah tropis, aspek lereng tidak terlalu menyebabkan perbedaan erosi
yang besar karena matahari berada hampir tegak lurus dari permukaan (Baver,
1959).
Ø Vegetasi
Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dapat dibagi menjadi
4 bagian, yaitu:
1.
intersepsi
hujan oleh tajuk tanaman
2.
mempengaruhi kecepatan
aliran permukaan dan kekuatan
perusak air
3.
pengaruh akar
dan kegiatan-kegiatan biologi yang berhubungan
dengan pertumbuhan vegetatif dan pengaruhnya terhadap porositas tanah
4.
transpirasi
yang mengakibatkan keringnya tanah (Arsyad, 1983).
Hutan
atau Padang rumput yang tebal merupakan pelindung tanah yang efektif terhadap
bahaya erosi. Tanaman yang tinggi biasanya menyebabkan erosi yang lebih besar
dibandingkan tanaman yang rendah, karena air yang tertahan oleh tanaman masih
dapat merusak tanah pada saat jatuh di permukaan tanah. Selain mengurangi
pukulan butir-butir air hujan pada tanah, tanaman juga berpengaruh dalam
menurunkan kecepatan aliran permukaan dan mengurangi kandungan air tanah melalui
transpirasi (Anonim, 2007).
Ø Manusia
Pembuatan
teras, penanaman secara berjalur, penanaman atau pengolahan tanah menurut
kontur, perlindungan tanah dengan mulsa adalah kegiatan manusia yang dapat
menurunkan erosi. Di lain pihak, penanaman searah lereng, perladangan dan
penggunaan lahan tanpa memperhatikan kaidah konservasi akan meningkatkan bahaya
erosi (Arsyad, 1983).
Pengolahan tanah menurut kontur secara umum mengurangi erosi secara efektif
terutama bila terjadi hujan lebat dengan intensitas sedang sampai rendah.
Pembuatan teras berfungsi mengurangi panjang lereng sehingga kecepatan aliran
permukaan bisa dikurangi dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah lebih
besar, akibatnya erosi menjadi berkurang (Anonim, 2010).
5.
Dampak Erosi
Erosi di areal pertanian dapat menyebabkan hilangnya lapisan tanah
permukaan yang subur dan diganti dengan munculnya lapisan tanah bawah yang
relatif kurang subur. Kurang suburnya tanah di lapisan bawah tanah disebabkan
oleh tanah lebih mampat, kadar bahan organik sangat rendah, hara tanah yang
berasal dari dari hasil penguraian seresah tanaman rendah, struktur tanah
memiliki imbangan porositas lebih buruk, dan sifat-sifat lain dengan daya
dukung yang lebih rendah terhadap pertumbuhan tanaman. Karena itu, erosi
dianggap sebagai faktor utama degradasi lahan pertanian di daerah tropika
basah. Akibat erosi daya dukung tanah terhadap pertumbuhan tanaman menjadi
merosot, serta respon tanaman terhadap pemupukan berkurang sehingga tidak ada
lagi produk yang dapat diharapkan dari pertanaman (Team PusLit Kopi & Kakao
Indonesia, 2004 : 84).
Jika erosi terjadi di pantai,
maka bentuk garis pantai akan berubah, karena pasir yang ada di pinggir pantai
akan terkikis oleh air laut. Dampak lain
dari erosi adalah sedimen dan polutan tanah pertanian yang terbawa air akan
menumpuk di suatu tempat. Hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk,
kerusakan ekosistem di danau, dan pencemaran air minum (Anonim, 2009).