PENGOLAHAN
NILAM
(MAKALAH)
Disusun guna melengkapi tugas Mesin
dan Peralatan Tanaman Perkebunan
Oleh :
Fitri Wahyufianti (091710201004)
Yongkya Septian (091710201032)
Hadiyatur Rahmah (091710201036)
Satrio Widiarto (091710201039)
Novi Cipta Ningsih (091710201049)
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2011
BAB 1. PENDAHULAN
1.1
Latar
Belakang.
Komoditi tanaman perkebunan yang
telah ditetapkan oleh menteri pertanian bermacam-macam jenisnya.Salah satu
jenis tanaman yang masuk dalam komoditi tanaman perkebunan yang telah
ditetapkan oleh menteri pertanianadalah tanaman Nilam.Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil
sejenis minyak atsiri yang dinamakan sebagai minyak
nilam.Nilam merupakan jenis tanaman semak yang bisa mencapai satu meter.
Banyak manfaat yang didapat dari tanaman Nilam yang
diantaranya adalah yang sering dikenal dengan minyak nilam. Karena pemanfaatan
dan ditinjau dari segi ekonomis dari tanaman Nilam cukup bagus maka perlu
diketahui bagaimana cara pemanfaatan tanaman Nilam tersebut hingga dapat
menghasilkan produk yang sangat bermanfaat.
Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang pemanfaatan
tanaman Nilam, mulai dari proses pengolahan tanaman Nilam, fungsi dan manfaat
dari tanaman Nilam sampai pemanfaatan dari limbah Nilam.
1.2
Tujuan.
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya adalah :
1.
Mahasiswa mengetahui tentang tanaman Nilam.
2.
Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pembuatan
minyak nilam.
3.
Mahasiswa mengetahui fungsi dan manfaat dari tanaman
nilam.
4.
Mahasiswa mengetahui proses pemanfaatan limbah
nilam.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman
nilam (Pogostemon cablin Benth) termasuk tanamanpenghasil minyak atsiri yang
memberikan kontribusi penting dalamdunia farmasi, terutama untuk industri
parfum dan aroma terapi.Tanaman nilam berasal dari daerah tropis Asia Tenggara
terutamaIndonesia dan Filipina, serta India, Amerika Selatan dan China(Grieve,
2002).
Nilam
(Pogostemon sp.) termasuk famili Labiateae, ordo Lamiales,klas Angiospermae dan
devisi Spermatophyta. Di Indonesia terdapat tigajenis nilam yang dapat
dibedakan antara lain dari karakter morfologi,kandungan dan kualitas minyak,
dan ketahanan terhadap cekaman biotikdan abiotik. Ketiga jenis nilam tersebut
adalah: 1) P. cablin Benth. Syn. P.patchouli Pellet var. Suavis Hook yang
disebut nilam Aceh, 2) P.heyneanus Benth yang disebut nilam Jawa dan 3) P.
hortensis Becker yangdisebut nilam sabun. Di antara ketiga jenis nilam, yang
paling luaspenyebarannya dan banyak dibudidayakan yaitu nilam Aceh, karena kadarminyak
dan kualitas minyaknya lebih tinggi dari kedua jenis yang lainnya.Nilam Aceh
merupakan tanaman yang diperkirakan berasal dari Filipinaatau Semenanjung
Malaysia, masuk ke Indonesia lebih seabad yang lalu.Setelah sekian lama
berkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinanterjadi perubahan-perubahan
dari sifat asalnya (Irawan, 2010).
Tanaman
nilam adalahsalah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang dihasilkan
dari hasil destilasi dauntanaman nilam. Minyak ini disebut juga minyak eteris
atau minyak terbang (volatile)karena jenis minyak ini mudahmenguap pada suhu 25
o C. Kandungan unsur kimia minyak nilam terdiri patchoulyalcohol(C 15 H 26 OH)
sebagai penciri utama, patchouly camphor, eugenol benzoat,benzaldehide,
cinnamic aldehide, dan cadinene (Abdulkadiri, ).
Aroma
minyak nilam dikenal 'berat' dan'kuat' dan telah berabad-abaddigunakan sebagai
wangi-wangian(parfum) dan bahandupaatau setanggipada tradisi timur.Minyak ini
juga digunakan sebagaipewangi kertas tisu, campurandeterjen pencuci pakaian,
danpewangi ruangan (Anonim, 2011)
BAB 3 PEMBAHASAN
Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil
sejenis minyak atsiri yang dinamakan sebagai minyak nilam.Nilam
merupakanjenis tanaman semak yang bisa mencapai satu meter.Tanaman ini menyukai suasana
teduh, hangat, dan lembab. Selain itu juga
tanaman nilam cenderung mudah layu jika terkena sinar matahari langsung
ataupun jika tanaman kekurangan air. Bunga dari tanaman nilammenyebarkan bau
wangi yang kuat dan bijinya kecil.
Perkembangbiakan tanaman nilam biasanya
dilakukan secara vegetatif. Selain itu juga
berdasarkan dari pandangan ekologinya
tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan
ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan merata
sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas
penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.
Minyak nilam dari hasil proses pengolahan minyak nilam dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamilpatchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari daun. Aromadari minyak nilam dikenal 'berat' dan 'kuat' dan
telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur. Harga jual
minyak nilam termasuk yang tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri
lainnya.
Ø Minyak nilam
Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah patchoulol.Daun dan bunga nilam mengandung
minyak ini. Biasanya pengoalahn nilam dilakukan dengan carapenyulingan uap
terhadap daun keringnya (seperti pada minyak cengkeh). Penyulinan merupakan
suatu roses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua
macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uap masing – masing zat
tersebut. Proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam
air. Minyak nilam yang dihasilkan dari penyulingan kemudian di uji dengan
menggunakan pengujian mutu minyak nilam yang berstandart SNI tujuannya adalah
menjamini kualitas minyak nilam sebagai bahan dasar pembuatan produk tertentu.hasil
dari minyak nilam kemudian di uji dan diukur
bedasarkan Parameter mutu minyak nilam dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI). Mutu minyak nilam dengan SNI
umumnya memiliki kadar PA di atas 30%, berwarna kuning jernih, dan memiliki
wangi yang khas dan sulit dihilangkan. Mutu minyak nilam yang dihasilkan dari
proses penyulingan hasilnya tidak belum tentu secara umum baik hal ini dapat
terjadi Karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain
ü Jenis/variasi
tanaman,
ü Umur
tanaman sebelum dipanen,
ü Perlakuan
bahan mentah sebelum penyulingan,
ü Alat
yang digunakan,
ü Cara
penyulingan,
ü Perlakuan
terhadap minyak setelah penyulingan,
ü dan
penyimpanan minyak.
Ø Proses pengolahan
Pada dasarnya
pemanfaatan nilam di olah tujiuanya adalah untuk mendapatkan minyak nilam itu
sendiri, dan langkah dari pengolahan nilam tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang sederhana,
dan tidak
rumit. Hanya saja untuk alat – alatnya yang diperlukan dalam proses
pengolahannya mempunyai nilai ekonomis yang tidak sedikit karena hampir semua
alat yang digunakan terbuat dari bahan dari stainlessteell agar awet dan
higienis. cara penyulingan. Minyak nilam itu sendiri dapat dilakukan dengan
tiga cara, yaitu
1. Di rebus
2. Di kukus
3. Di uap
1. Di rebus
Cara penyulingan minyak nilam yang paling baik adalah dengan
sisstem ini yang pada dasarnya hanyalah dengan mengalirkan uap yang bertekanan
tinggi.Pada cara ini drum perebus air ( ketel) dipisahkan ari drum bahan
(still). Uap air yang dihasilkan pada ketel perebus air, dialirkan pada sebuah
pipa ke dalam drum bahan.Bahan yang disuling diletakan diatas piringan yang
berlubang – lubang di dalam drum.Piringan boleh lebih dari satu dan di susun
secara bertingkat. Untuk memudahkanpergerakan uapa air ke tingkat yang lebih
tinggi,maka harus disediakan ruang kosong antara bahan yang terletak pada
piringan dibawahnya dengan piringan di atasnya. Antara piringan yang terletak
pada susunan yang paling bawah dan alas drum harus ada ruang kosong sebagai
tempat penampung uap yang dihasilkan oleh ketel.
Uap jernih yang dihasilkan di ketel dialirkan ke drum bahan.
Bersama uap air ini minyak nilam akan ikut terbawa. Selanjutnya campuran minyak
dan uap dikondensi di pipa pendingin setelah mengalami pendinginan, campuran
air dan minyak ditampung di bejana pemisah. Dengan adanya perbedaan berat jenis
maka air ddapat dipisahkan dengan minyak. Penyulingan dengan cara ini
akan menghasilkan minyak bermutu tinggi.
Semuaperalatan penyulingan sebaiknya terbuat dari logam yang
tidak mudah berkarat.Logam yang mudah berkarat dapat bereaksi dengan minyak,
sehingga dapat mempengaruhi komposisi dan warna minyak.Logam terbukti tidak
bereaksi dengan minyak adalahbaja tahan karat yang lebih dikenal dengan
stainless steel. Logam alumunium juga dapat digunakan sebagi bahan ketel
sulingan,karena tidak mempengaruhi mutu minyak. Diagram alirpenyulingan nilam
dengan metode uap langsung ditunjukan
pada gamar di bawah ini.
Diagram alir penyulingan minyak
nilam dengan
Metode uap langsung
2. Di kukus
Penyulingan dikukus,
mirip cara pertama, hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi saringan
berlubang. Daun nilam diletakkan di atas saringan, sementara air berada di
bawahnya.
4. Di uap
Sementara sistem
penyulingan uap menjamin kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada sistem ini
bahan tidak kontak langsung dengan air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan
tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel berisi daun nilam (ada dua
ketel). Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor hingga
mengalami proses kondensasi. Cairan (campuran air dan minyak) yang menetes
ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan minyak nilam.
Pada umumnya petani
nilam memakai teknik uap karena hasilnya yang paling bagus, seperti kelompok
tani di Kulon Progo Yogyakarta dan kelompok tani nilam di Kuningan, Jawa Barat,
memakai sistem penyulingan uap berkapasitas 100 kg per ketel. Hasilnya 2,2 kg –
2,8 kg minyak nilam untuk sekali penyulingan selama delapan jam (terbagi atas
empat tahap). Masing-masing tahap lamanya dua jam. Sekali menyuling
menghabiskan bahan bakar minyak tanah 40 l (Rp 295.000,-).
Ø Fungsi
dan manfaat minyak nilam
Karena sifat aromanya yang kuat, minyak ini banyak digunakan
dalam industri parfum.Sepertiga dari produk parfum dunia memakai minyak ini,
termasuk lebih dari separuh parfum untuk pria. Selain untuk parfum, minyak ini
juga digunakan untuk berbagai keperluan yang dapat membantu beberapa aktifitas,
minyak nilam biasanya digunakan sebagai :
ü pewangi kertas tisu,
ü campuran deterjen pencuci pakaian,
ü Pewangi ruangan
ü Berfungsi sebagai bahan utama
setanggi dan pengusir serangga perusak pakaian.
ü Berfungsi
untuk menambah nafsu makan, membantu pencernaan, menyehatkan jantung, mengobati
batuk, menurunkan panas, menghilangkan sesak napas, mengobati diare, mengobati
eksim dan koreng.
ü Sebagai
antibiotika.
ü Atraktan
hama lalat buah atau pemikat hama lalat buah.
ü Fungisida
untuk mengendalikan Pyricularia oryzae yang merupakan penyebab penyakit bercak
dan busuk daun yang menyerang tanaman padi. Kandungan eugenol pada minyak
atsiri daun selasih mampu menekan pertumbuhan nematoda tanaman lada.
ü Minyak
atsiri selasih berbau harum yang dikenal dengan nama basil oil, minyak ini
digunakan sebagai bahan pembuatan parfum, shampo, terapi aroma.
Ø Limbah nilam
Limbah hasil prosesing minyak nilam banyak dijumpai
diindustri penyulingan minyak nilam.Besarnya volume limbah nilam seringkali
menjadi masalah bagi fihak industri pengolahan itu sendiri maupun lingkungan.
Berikut ini akan dijelaskan berbagai maca pemanfaatan limbah penyulingan nilam.
Antara lain :
Ø Pengolahan
limbah penyulingan nilam sebagai kompos
Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai kompos dapat dilakukan
dengan pengkomposan limbah nilam dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk
kandang + kapur + EM4 1% selama 3 minggu menghasilkan kompos limbah nilam
dengan status hara dan tingkat dekomposisi yang baik (Djazuli, 2002b).
Pemanfaatan limbah hasil penyulingan nilam dapat dipertimbangkan untuk
dipergunakan sebagai pupuk kompos yang potensial.karena pemberian kompos mampu meningkatkan bobot
segar terna nilam secara nyata pada tiga taraf pemupukan NPK yang diberikan.
Hal ini disebabkan oleh kandungan hara pada kompos limbah nilam relatif tinggi,
sehingga mampu memperbaiki pertumbuhan dan produktivitas tanaman nilam secara
nyata.
Ø Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai pengendali OPT
Aplikasi pemulsaan berpengaruh terhadap perbaikan fisik,
kimia dan biologi tanah sekaligus dapat memperbaiki pertumbuhan dan
produktivitas suatu tanaman.Dalam pembudidayaannya, penggunaan mulsa di
pertanaman nilam sangat dianjurkan terutama untuk mengurangi cekaman tanaman
terhadap kekeringan pada musim kering dan menekan pertumbuhan tanaman gulma.
Hasil penelitian penggunaan mulsa menunjukkan bahwa mulsa alang-alang nyata
meningkatkan produksi daun dan minyak nilam Aceh sebesar 159,6% dan 181,7%
dibandingkan kontrol, sedangkan mulsa semak belukar sebesar 286,5% dan 344,1%
(Tasma dan Wahid, 1988). Tingginya kandungan hara di dalam mulsa belukar
terlihat berpengaruh nyata terhadap tingkat pertumbuhan dan produktivitas
tanaman nilam, serta rendemen minyak nilam.
Secara umum mulsa yang diaplikasikan pada pertanaman yang
dapat menekan perkembangan OPT yang
hidup didalam tanah seperti nematoda parasit. Mulsa menjadi sumber makanan bagi
berbagai mikroorganisme tanah, bakteri dan jamur. Peningkatan organisme
pengurai akan memacu peningkatan populasi nematoda pemakan bakteri dan pemakan
jamur. Pengaruh dari proses tersebut adalah meningkatnya populasi nematoda
predator yang dapat mempengaruhi populasi nematoda parasit melalui kompetisi,
antagonisme atau karena terciptanya kondisi yang kurang menguntungkan. Selain
itu, proses dekomposisi dari limbah nilam ini menghasilkan senyawa nitrat dan
amoniak nitrogen yang beracun bagi berbagai OPT termasuk nematoda.
Efektifitas mulsa dalam menekan populasi OPT akan meningkat
apabila bahan organik penyusunnya mengandung bahan kimia tertentu atau dicampur
dengan bahan yang mengandung zat kimia tertentu yang beracun bagi OPT.
Contohnya penggunaan limbah nilam sebagai mulsa pada pertanaman vanili yang
dicampur dengan limbah penyulingan/pengolahan tanaman cengkeh yang telah
terbukti dapat menekan perkembangan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman
vanili yang disebabkan oleh jamur Fusarium
oxysporum dan penyakit busuk akar pada tanaman jambu mete yang
disebabkan oleh jamur Rigidoporus
micropus atau oleh jamur F.solani
dan F. oxysporum. Limbah penyulingan
dari tanaman cengkeh yang dimanfaatkan sebagai mulsa dapat menekan perkembangan
serangan penyakit karena tanaman cengkeh mengandung eugenol yang dilaporkan
bersifat anti jamur.
Berdasarkan dari hal
tersebut diatas dapat dikatakan bahwa limbah hasil penyulingan nilam berupa
daun dan rantingnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, mulsa dan pengendali
organisme pengganggu tumbuhan yang cukup baik untuk dikembangkan.Mulsa dari
limbah pengolahan nilam ini yang kemudian menjadi pupuk diharapkan dapat menurunkan
tingkat defisiensi bahan organik di dalam tanah. Limbah pengolahan nilam
sebagai pengendali organisme pengganggu tumbuhan diharapkan dapat menekan
tingkat serangan hama dipertanaman, sehingga dapat berfungsi sebagai pestisida
nabati yang dapat menggantikan pestisida sintetik.
Ø Limbah nilam dimanfaatkan untuk
meningkatkan peran mikroba dalam tanah
Jamur mikoriza arbuskula (MA) merupakan salah satu mikroba
yang mulai dimanfaatkan pada budidaya nilam.MA merupakan jenis mikoriza dengan
penyebaran luas dan mudah berasosiasi dengan akar tanaman.Jamur ini dapat
ditemukan pada hampir seluruh jenis tanah di daerah tropik, termasuk juga
daerah-daerah marginal.Salah satu keuntungan bagi tanaman yang bersimbiose
dengan mikoriza adalah peningkatan efisiensi serapan beberapa unsur hara
seperti P, K, Zn dan sulfat (Pearson dan Diem, 1982).
Dilaporkan pula bahwa cendawan mikoriza mampu meningkatkan
ketahanan terhadap hama dan penyakit, memperbaiki agregasi tanah, dan
memproduksi beberpa hormon tumbuh (Sieverding, 1991; Setiadi, 2000), Mawardi
(2004) melaporkan bahwa aplikasi MA mampu meningkatkan ketahanan tanaman nilam
terhadap cekaman kekeringan dan mampu
meningkatkan kandungan air tanah 50% kapasitas lapang
Ø Limbah hasil penyulingan nilam juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk
dijadikan bahan bakar (biomassa)
Ø Limbah nilam dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan dupa
Aroma yang kuat pada
limbah nilam, daunnya dapat dimanfaatkan untuk dijadikan dupa. Adapun cara
pembuatan dupa tersebut yaitu caranya
Daun limbah hasil proses penyulingan dijemur hingga kering lalu digiling halus.
Diberi sedikit binder (bahan perekat) dan kemudiandicetak.
BAB 4
PENUTUP
Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil
sejenis minyak atsiri yang dinamakan sebagai minyak
nilam. Nilam merupakan jenis tanaman semak yang bisa mencapai satu meter.semaentara
itu penyulingan merupakan suatu roses
pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau
lebih berdasarkan perbedaan titik uap masing – masing zat tersebut. Proses ini
dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Minyak nilam yang
dihasilkan dari penyulingan kemudian di uji dengan menggunakan pengujian mutu
minyak nilam yang berstandart SNi
Minyak nilam itu
sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
1. Di rebus
2. Di kukus
3. Di uap
Limbah hasil prosesing minyak nilam banyak dijumpai
diindustri penyulingan minyak nilam.Besarnya volume limbah nilam seringkali
menjadi masalah bagi fihak industri pengolahan itu sendiri maupun lingkungan.
Berikut ini akan dijelaskan berbagai maca pemanfaatan limbah penyulingan nilam.
Antara lain :
Ø Limbah
nilam dimanfaatkan untuk meningkatkan peran mikroba dalam tanah
Ø Pengolahan limbah penyulingan nilam sebagai pengendali OPT
Ø Pengolahan limbah penyulingan nilam
sebagai kompos
Ø Limbah
hasil penyulingan nilam juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan untuk dijadikan bahan bakar (biomassa)
Ø Limbah
nilam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan dupa
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulkadiri. 2011. Tanaman Nilam. http://www.damandiri.or.id. [Online] diakses tanggal 26 Oktober 2011.
Anonim. 2011. Tanaman Nilam. http://www.scribd.com
[Online] diakses tanggal 26 Oktober 2011.
Grieve M, 2002. A. Modern Herbal
Patchoulli. www.Botanical.com.
Irawan, Bambang.
2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan
Ekstraksi Dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Semarang :
Universitas Diponegoro.
http://www.docstoc.com/docs/42244460/Pemanfaatan-Limbah-Penyulingan-Nilam-dan-Pemupukan-TSP-padaresources.unpad.ac.id/unpad.../PKM1%20Lapor-pendampingan.pdf