Percobaan 1
LOGAM-LOGAM
ALKALI
1. Tujuan
Mempelajari
teknik pemurnian NaCl dan karakterisasi kristalnya
2. Metodologi
Percobaan
3.1
Alat dan Bahan
a. Alat
·
gelas piala 250 mL
·
gelas Erlenmeyer 100 mL
·
corong panjang
·
pipa bengkok
·
selang
·
corong pemisah
·
botol semprot
·
botol
b. Bahan
·
NaCl kasar
·
Larutan H2SO4
pekat
·
aquades
3.2
Skema kerja
a. Pemurnian NaCl
|
Gambar 1. Skema
Rangkaian Alat Pemurnian NaCl
b. Pembuatan Garam Meja
3. HASIL
dan PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Pengamatan
a)
Pemurnian
NaCl
a.
Massa
kristal NaCl 3,869 gram
b.
Kristal
berwarna putih
b)
Pembuatan
garam meja
a.
Kristalnya
terbentuk dalam waktu yang singkat, berwarna putih dan berstruktur kasar pada
larutan garam dapur yang dipanaskan
b.
Kristal
yang terbentuk pada larutan yang diberi penambahan Na2CO3
dan dipanaskan, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membentuk kristal
berwarna putih dan berstruktur halus.
3.2
Pembahasan
Percobaan
logam-logam alkali ini bertujuan untuk mempelajari teknik pemurnian NaCl dan
karakterisasi kristalnya. Pemurnian NaCl dalam percobaan menggunakan prisip
rekristalisasi. Kristalisasi atau sering
disebut rekristalisasi merupakan suatu
metode untuk memurnikan padatan-padatan organik yang mempunyai kecenderungan
membentuk kisi-kisi kristal melalui penggabungan molekul-molekul yang ukuran,
bentuk dan gaya-gaya ikatannya sama. Atau dengan kata lain, pemurnian NaCl
didasarkan pada perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan
pengotornya dalam suatu pelarut tertentu dan melarutkan senyawa dengan pelarut
yang sesuai di dekat titik didih pelarut lalu didinginkan untuk membentuk
kembali kristal. Prinsip umum yang berlaku dalam proses kristalisasi adalah
jika terjadi penurunan temperatur maka suatu padatan menjadi kurang larut
didalam suatu pelarut tertentu. Dalam keadaan ideal hasil kristal yang
dikehendaki adalah dapat memisah dari pengotornya yang tetap larut di dalam
pelarutnya. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam proses rekristalisasi
adalah:
1.
Melarutkan padatan kedalam pelarut yang mendidih.
2. Jika terdapat
kotoran berwarna (larutan tidak jernih) maka perlu ditambahkan karbon aktif
untuk menyerap pengotor.
3. Menyaring larutan dalam keadaan panas.
4. mendinginkan larutan panas untuk membentuk kristal.
5. Memisahkan
kristal dari pelarut dengan penyaringan dan memcuci kristal dengan pelarut baru
untuk penyempurnaan pemisahan pengotor.
6. Mengeringkan dengan evaporasi.
Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi
pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase
padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan
konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Selama pengendapan
ukuran kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua faktor penting
yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju
pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, dan terbentuk
endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil.
Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat
jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah
kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan
inti .
Natrium
merupakan unsur logam alkali yang berwarna putih perak, sangat reaktif, dan
merupakan logam yang lunak. Natrium dapat bereaksi hebat dengan air yang membentuk
natrium hidroksida dan gas hidrogen. Unsur natrium di alam ditemukan dalam
bentuk garam-garam mineral seperti natrium klorida (NaCl), natrium karbonat
(Na2CO3), dan natrium sulfat (Na2SO4). Untuk mendapatkan natrium dapat juga dilakukan
dengan elektrolisis lelehan NaCl
Garam dapur mengandung
komponen utama yaitu natrium klorida dengan berbagai pengotor, misalnya
: Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-,
I- dan B- yang semuanya mudah larut dalam larut dalam
air.
Tahap pertama
yang dilakukan adalah pembuatan larutan lewat jenuh NaCl dengan cara melarutkan
garam dapur kasar ke dalam 200 ml air dan dikocok kuat-kuat dalam botol. Sodium
Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat
yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi Kelarutan senyawa ionic NaCl dalam
molekul air dapat terjadi karena terbentuknya interaksi ion-dipol antara
senyawa ion dengan molekul air. Jika interaksi ion dipole lebih kuat daripada
jumlah gaya tarik antar ion dan gaya antar molekul air, maka proses pelarutan
akan dapat berlangsung. Larutan ini disaring agar endapan dapat terpisah dari
larutannya. filtrat yang dihasilkan merupakan larutan NaCl jenuh. Pembuatan
larutan NaCl jenuh ini dimaksudkan agar nantinya dapat terbentuk endapan dan
terdapat banyak ion-ion natrium di dalam larutan.
NaCl kasar
dimasukkan ke dalam rangkaian, kemudian
ditambahkan H2SO4 sedikit demi sedikit sambil dilakukan
pemanasan. H2SO4 merupakan asam mineral (anorganik) yang
kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Bentuk asam sulfat :
NaCl kasar akan bereaksi dengan H2SO4 menghasilkan
gas HCl. Gas HCl yang terbentuk dialirkan melalui selang dan ditahan dalam
corong di atas permukaan larutan jenuh NaCl. Reaksi kimianya adalah :
2 NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2
HCl (gas)
HCl (g) + NaCl (aq) jenuh NaCl (s)
Dihasilkan kristal NaCl dalam proses ini dan pengaliran gas dihentikan
ketika tidak terbentuk lagi kristal dalam larutan NaCl jenuh. Terbentuknya
kristal NaCl ini berdasarkan prinsip bahwa kelarutan tergantung pada sifat dan
konsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion dalam campuran. Terbentuknya kristal
NaCl berdasarkan prinsip tentang kelarutan suatu zat akan sangat berkurang jika
ditambahkan reagensia yang mengandung ion sekutunya ( suatu ion yang merupakan
bahan endapan ). Kristal – kristal ini
membentuk suatu endapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase
padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan
konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu,
tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi
pelarutnya.
Penambahan gas HCl ke
dalam larutan lewat jenuh NaCl dikarenakan ion Cl- dalam HCl
merupakan ion sekutu dari NaCl. Kelarutan NaCl akan berkurang karena ditambahkan
gas HCl. Konsentrasi gas HCl yang dihasilkan ini sangat tinggi karena
dihasilkan dari reaksi NaCl dan asam pekat. Maka konsentrasi ion Cl-
dari NaCl harus menjadi lebih rendah agar tercapai kesetimbangan. Kelebihan ion
Cl- akan dikeluarkan dari larutan jenuh dengan cara diendapkan
sebagai NaCl, dengan cara menekan kelarutan NaCl. Penambahan HCl dalam bentuk
gas ini juga dimaksudkan agar tidak mempengaruhi volume larutan NaCl lewat
jenuh. Apabila yang ditambahkan larutan HCl, maka akan mempengaruhi volume
larutan NaCl lewat jenuh sehingga tingkat kejenuhannya akan berkurang.
Akibatnya, kristal NaCl yang terbentuk sangat sedikit.
Endapan
yang ada di beaker glass ini kemudian didekantasi agar endapan dan sisa larutan
jenuhnya bisa dipisahkan. Endapan kristal-kristal NaCl diletakkan di cawan
porselin dan dipanaskan sampai kering. Kristal-kristal NaCl yang didapat ini
berwarna putih bersih dan berbentuk seperti serbuk. Hal ini menandakan bahwa
kotoran-kotoran yang sebelumnya bercampur dengan NaCl kasar telah hilang.
Setelah ditimbang, berat endapan adalah 3,869 gram. Konsentrasi rendemen NaCl
yang didapat adalah 3,869 %. Hasil rendemen yang diperoleh ini kurang bagus.
Kemungkinan hal ini disebabkan karena larutan NaCl yang digunakan kurang jenuh.
Makin rendah atau kecil derajat lewat jenuh larutan maka semakin kecil pula
kemungkinan untuk membentuk inti baru. Semakin kecil laju pembentukan inti,
semakin kecil pula laju pembentukan kristal. Laju pembentukan kristal NaCl
kurang optimal sehingga hanya diperoleh sedikit endapan kristal-kristal NaCl.
Perlakuan selanjutnya adalah karakterisasi kristal-kristal
NaCl yang didapat. Karakterisasi ini dilakukan dengan pengujian titik leleh.
Titik leleh atau melting point
merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk pengukuran hasil
rekristalisasi. Titik leleh suatu senyawa murni adalah temperatur dimana fase
cair dan fase padatan senyawa tersebut pada temperatur dimana fase cair dan
fase padatan senyawa tersebut pada tekanan 1 atmosfer berada dalam
keseimbangan. Titik leleh mengukur gaya intermolekuler antar senyawa, makin
tinggi titik leleh makin besar gaya intermolekulernya. Beberapa molekul dengan
BM sama, maka molekul yang lebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris
akan lebih tinggi titik lelehnya. Angka titik leleh dan kisarannya tergantung
pada kecepatan pemanasan, keakuratan termometer yang digunakan dan sifat
padatan senyawa yang terukur. Namun, karena keterbatasan alat maka kami tidak
dapat melakukan pengujian tersebut.
Percobaan selanjutnya yaitu pembuatan garam meja. Langkah
pertama yaitu membuat larutan jenuh dari garam kasar sebanyak 200 mL. Kedua,
larutan tersebut disaring untuk mendapat larutan yang jernih atau tidak ada
endapan kemudian dipisahkan dalam 2 cawan yang berbeda. Salah satu cawan diberi
penambahan Na2CO3 dan disaring endapan yang terjadi.
Ketiga, kedua cawan dipanaskan, dan diamati yang terjadi. Pada cawan yang tidak
diberi penambahan, dalam waktu yang singkat terbentuk kristal yang berwarna
putih dan berstruktur kasar, sedangkan pada cawan yang diberi penambahan Na2CO3,
terbentuk kristal yang berwarna putih dan berstruktur halus namun dalam waktu
yang relatif lama. Hal tersebut dikarenakan, untuk
penghilangan impuritas dari produk garam dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain dengan resin penukar ion. Akan tetapi proses ini memerlukan biaya
yang besar untuk biaya pembelian dan regenerasi resin. Oleh karena itu
digunakan senyawa kimia yaitu natrium karbonat (Na2CO3)
yang harganya lebih murah. Dengan penambahan natrium karbonat (Na2CO3)
dalam larutan garam akan terbentuk endapan kalsium karbonat (CaCO3) yang
nantinya akan dipisahkan dalam larutan sehingga ion kalsium (Ca+)
yang masih tersisa dalam larutan akan memenuhi baku mutu sebagai umpan
elektroliser.
I.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
- Pemurnian NaCl dapat dilakuan dengan proses kristalisasi, yang didasarkan pada perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu pelarut tertentu dan melarutkan senyawa dengan pelarut yang sesuai di dekat titik didih pelarut, lalu didinginkan untuk membentuk kembali kristal..
- Kristal NaCl terbentuk berdasarkan prinsip bahwa kelarutan bergantung pada konsentrasi zat-zat lain dalam campuran serta kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar.
- Kristal NaCl yang diperoleh ialah sebanyak 3,869 gram
- Konsentrasi rendemen NaCl yang didapat adalah 3,869 %.
II.
Jawaban Pertanyaan
1.
Didasarkan
pada perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam
suatu pelarut tertentu dan melarutkan senyawa dengan pelarut yang
sesuai di dekat titik didih pelarut, lalu didinginkan untuk membentuk kembali
kristal..
- Untuk menguji kemurnian kristal NaCl yang terbentuk adalah dengan uji titik leleh. Berdasarkan literatur, titik leleh NaCl padatan adalah 801oC.
- Senyawa yang terdapat dalam garam dapur adalah NaCl sebagai komponen utama dan pengotor-pengotor yang ada di dalamnya, misalnya Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I- dan B- yang semuanya mudah larut dalam larut dalam air.
- Penambahan HCl dalam bentuk gas bertujuan agar tidak mempengaruhi volume larutan NaCl lewat jenuh. Apabila yang ditambahkan larutan HCl, maka akan mempengaruhi volume larutan NaCl lewat jenuh sehingga tingkat kejenuhannya akan berkurang. Akibatnya, kristal NaCl yang terbentuk sangat sedikit.
Daftar Pustaka
Ahmad, Hiskia. 1986. Buku Materi Pokok Kimia 1. Jakarta
: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Jakarta.
Baharuddin. 2003. Penentuan Rasio Ca/Mg pada
Proses Pemurnian Garam Dapur.
http://google.com. Htm [3 April 2009].
Sukardjo. 1990. Ikatan Kimia. Yogyakarta : Rineka Cipta.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalma Media Pusaka.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 3. Bandung : ITB.
Tim Penyusun. 2009.
Buku Petunjuk Praktikum Anorganik.
Jember : MIPA Kimia UNEJ.
Lampiran
A. Penentuan
rendeman NaCl
NaCl
Na+ + Cl-
Konsentrasi
rendemen = massa NaCl yang diperoleh x
100 %
Massa
teoritis
=
3,869 g x
100 %
100
=
3,869 %
B. Penentuan
massa Na2CO3
M = n/V
M = massa/ Mr
V
Massa = M. V. Mr
= 1 . 0.25 . 106
= 26,50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar