Percobaan 2
BELERANG DAN NITROGEN
A.
BELERANG
1. Tujuan
§ Mempelajari
alotropi Kristal Belerang
§ Mempelajari
sifat kimia belerang
2. Metodologi
Percobaan
2.1 Alat dan
Bahan
a. Alat
§ Kaca
arloji
§ Tabung
reaksi
§ Cawan
porselin
§ Pipa
lancip
§ Pembakar
spiritus
§ Kaki
tiga
§ Pipet
tetes
§ Batang
pengaduk
§ Gabus
penutup tabung reaksi
§ Pipa
bengkok
b. Bahan
§ Serbuk
belerang
§ Serbuk
besi
§ Larutan
CS2
§ Larutan CHCl3
2.2 Skema
kerja
a. Pembuatan
kristal alotropi belerang
|
-
diletakkan pada kaca arloji
-
ditambah beberapa tetes larutan CS2
-
diaduk sampai larut
-
diuapkan pelarut di udara terbuka
- diamati kristal yang terbentuk
|
|||
-
dimasukkan
sedikit ke tabung reaksi
-
ditambah
larutan CHCl3
-
dipanaskan
sampai belerang larut
-
dibiarkan
dingin
-
diamati bentuk
kristalnya
|
b. Sifat
kimia belerang
-
dimasukkan cawan porselin
-
dipanaskan
-
diambil hasilnya (FeS) beberapa butir
-
dimasukkan
dalam tabung reaksi
-
ditambah
HCl pekat
-
ditutup
dengan gabus yang diberi pipa lancip
-
dipanaskan
tabung reaksi
-
dinyalakan
gas yang terjadi
-
didekatkan
nyala api dengan kaca arloji
-
|
-
dimasukkan
dalam tabung reaksi
-
ditambah
asam klorida pekat
-
ditutup
dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok
-
dipanaskan
-
dialirkan
gas yang terbentuk ke H2SO4 pekat dan CuSO4
-
diamati
peristiwa yang terjadi
|
B.
NITROGEN
1. Tujuan
Mempelajari sifat fisik dan kimia dari gas-gas Nitrogen
Oksida (NOx)
2.
Metodologi
Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
a.
Alat
§ Tabung
reaksi biasa dan sumbatnya
§ Tabung
reaksi besar dan sumbatnya
§ Pipa
kaca bengkok
§ Gelas
piala
§ Botol
bermulut lebar atau Erlenmeyer
§ Sumbat
botol Erlenmeyer
§ Statif
dan klem
§ Pipa
bengkok
b. Bahan
§ NH4NO3
§ Lempeng Cu
§ HNO3 encer
§ HNO3 pekat
2.2 Skema Kerja
a.
Pembuatan
gas gelak
Alat dirangkai seperti pada gambar berikut, dalam buku petunjuk praktikum.
|
||||
-
dimasukkan
ke tabung B
-
dipanaskan
-
ditampung
gas yang terbentuk dalam tabung A
-
ditutup
mulut tabung Asetelah semua air keluar
-
diamati
sifat fisik gas yang terjadi
-
dibuka
tutup tabung reaksi penampung gas
-
gas
dites menggunakan sebatang lidi yang membara
|
b.
Pembuatan
gas NO2
Alat dirangkai seperti pada gambar 1 dalam buku petunjuk
praktikum.
-
dimasukkan
ke tabung B
-
ditambah
2 ml larutan HNO3 encer
-
dipanaskan
-
ditampung
gas yang terbentuk dalam tabung A
-
ditutup
mulut tabung A setelah semua air keluar
-
diamati
sifat fisik gas yang terjadi
-
dibuka
tutup tabung reaksi penampung gas
-
gas
di tes menggunakan sebatang lidi yang membara
|
c.
Pembuatan
gas NO2
Alat dirangkai seperti pada gambar 1 dalam buku petunjuk
praktikum.
-
dimasukkan
ke tabung B
-
ditambah
2 ml larutan HNO3 pekat
-
ditampung
gas yang terbentuk dalam tabung A
-
ditutup
mulut tabung A setelah semua air keluar
-
diamati
sifat fisik gas yang terjadi
-
dibuka
tutup tabung reaksi penampung gas
-
gas
di tes menggunakan sebatang lidi yang membara
|
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Data
Pengamatan
1. Pembuatan
kristal alotropi belerang
Sebelum
Perlakuan
|
Setelah
penambahan CS2
|
Warna
kuning
|
Warna
kuning mengkilap
|
Struktur
halus
|
Struktur
berbentuk jarum
|
Sebelum perlakuan
|
Setelah penambahan kloroform
|
Warna
kuning
|
Warna
kuning
|
Berbentuk
jarum
|
Struktur
menggumpal
|
2. Sifat kimia belerang
Perlakuan
|
Perubahan
|
S + Fe à dipanaskan
|
Meleleh sebelum terbentuk pirit membara warna merah
|
Pirit + HCl pekat àdipanaskan
|
Membentuk lelehan berwarna hitam, kemudian mengeras
|
Di alirkan ke kaca arloji
|
Membentuk bercak/ noda berwarna putih pada pipa bengkok
|
Di alirkan ke H2SO4 pekat
|
Membentuk bercak putih
|
Di alirkan ke CuSO4 0,5 M
|
Membentuk bercak hitam
|
3.
Pembuatan
gas gelak(N2O)
Perlakuan
|
Perubahan
|
NH4NO3 dipanaskan dan gas
ditampung
|
Gas tidak berwarna
|
Uji nyala
|
Nyala api padam agak lama
|
4.
Pembuatan
gas NO
Perlakuan
|
Perubahan
|
Cu + HNO3 encer à dipanaskan
|
Gas tidak berwarna
|
Uji nyala
|
Nyala api cepat padam
|
5. Pembuatan gas NO2
Perlakuan
|
Perubahan
|
Cu + HNO3 pekat
|
Larutan berwarna biru dan terbentuk gas berwarna kuning
kecoklatan
|
Cu + HNO3 pekat à di panaskan
|
Gas berwarna oranye
|
Uji nyala
|
Nyala api mati sangat cepat
|
3.2 Pembahasan
Sulfur atau biasa disebut belerang merupakan unsur kimia
yang bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam
fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
Belerang
memiliki sifat alotropi yaitu kemampuan suatu zat untuk terdapat lebih dari
satu bentuk atau campuran (gas, cair maupun padat), namun unsurnya sama yaitu
belerang (S). Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun
berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum
dapat dipahami. Pada kondisi normal, atom belerang membentuk molekul siklik
octatomic dengan rumus kimia S8. Belerang
memilki dua bentuk alotropi, yaitu : belerang rombik dan belerang monoklinik.
Belerang yang biasa kita lihat berupa warna kuning adalah belerang rombik.
Belerang rombik stabil dibawah suhu 95,5°C. Diatas suhu 95,5°C belerang rombik
berubah menjadi belerang monoklinik, yang seharusnya mencair pada suhu 113°C.
Gbr. Molekul siklik dari belerang padat (S8)
Dalam percobaan pembuatan kristal alotropi belerang,
didapatkan hasil :
(gambar.1) (gambar.2)
Pada
gambar 1 kristal alotropi belerang berbentuk monoklinik, yang terbentuk karena belerang bereaksi dengan CS2
yang diuapkan pada suhu kamar. Perlakuan pertama, serbuk belerang
ditambahkan dengan larutan CS2 kemudian diaduk dan didiamkan hingga
pelarutnya menguap. Pengadukan dimaksudkan agar keduanya cepat larut dan
bercampur. Molekul-molekul S8 akan saling bertemu dan berinteraksi
untuk saling berikatan sehingga strukturnya lebih merapat dan lebih padat.
Serbuk belerang yang awalnya kuning setelah ditambahkan larutan CS2,
kristal yang terbentuk berwarna
kuning berkilauan dan kristalnya berbentuk jarum. Dari perlakuan pertama ini,
didapatkan struktur kristal belerang yang berbentuk rombis. Reaksi yang
terjadi adalah :
S8 (s) + CS2
(aq) S8 ( monoklinik)
Sedangkan pada gambar 2 kristal alotropi
belerang berbentuk rombik yang didapat dari penambahan CHCl3
yang kemudian
dipanaskan hingga semua belerang larut. Fungsi pemanasan disini adalah agar belerang cepat larut sehingga kristal
rombik dapat cepat diperoleh. Ketika dipanaskan campuran ini berwarna kuning tua, tetapi ketika didinginkan berwarna kuning
kembali. Perbedaan antara kristal yang didapat dari perlakuan ini
dibanding dengan Kristal belerang monoklinik
yaitu teksturnya tidak mengkilap, kristal menggumpal. Reaksinya yaitu :
S8 (s) + CHCl3
(aq) S8 ( rombik)
Jawaban pertanyaan :
Dari percobaan dapat dibuktikan bahwa sulfur memiliki bentuk alotropi
yaitu satu unsur yang memiliki dua bentuk fisik berbeda yaitu rombik dan monoklinik.
kristal monoklinik berbentuk seperti jarum dan mengkilap sedangkan kristal
rombik berbentuk seperti karang dan menggumpal. Faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan
kristal belerang rombis dan monoklin yaitu
derajat lewat jenuh, jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari kristal
yang ada, viskositas larutan, jenis dan banyaknya pengotor, pergerakan antara larutan
dan kristal.
Percobaan
kedua yaitu penentuan sifat kimia belerang dengan pembuatan pirit. Campuran
serbuk besi dan belerang dengan perbandingan 1:1 dipanaskan hingga meleleh, sebelum terbentuk pirit membara
warna merah. Hal ini terjadi Karena besi yang dipanaskan memperoleh energi
sehingga mengalami eksitasi pada tingkat energi yang lebih tinggi dan kembali
ke tingkat dasar dengan memancarkan warna yang terlihat seperti bara api. Persamaan reaksinya yaitu : Fe(s) + S(s) → FeS(s).
Sedangkan nyala campuran yang berwarna merah kebiru-biruan
dengan mengeluarkan gas yang menyengat merupakan gas SO2. Reaksi
yang terjadi adalah : S (S) +
O2 (g) →
SO2 (g). Kemudian
campuran FeS tersebut ditambah HCl dan dipanaskan kembali, membentuk lelehan
berwarna hitam yang kemudian mengeras. Persamaan reaksinya yaitu : FeS(s) + 2
HCl(pa) → H2S(g) + FeCl2(aq). Kemudian nyala gas yang terjadi diarahkan
ke kaca arloji, membentuk bercak atau noda berwarna putih pada pipa bengkok. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sulfur mengendap atau memadat karena adanya pemanasan.
Persamaan reaksinya yaitu : H2S(g)→ S (s) + H2(g).
Langkah selanjutnya ialah Pembentukan gas H2S kembali
dan hasilnya dialirkan pada larutan H2SO4 pekat, membentuk
larutan putih keruh yang merupakan sulfur dan bercak berwarna putih yang
merupakan gas SO2. Persamaan raksinya yaitu : H2S(g) + H2SO4(pa) → SO2(g) + 2 H2O(l) + S(s).
Selanjutnya gas H2S
dialirkan pada tabung reaksi berisi larutan CuSO4, membentuk endapan
hitam di bagian atas permukaan cairan dan membentuk bercak berwarna hitam yang
merupakan endapan CuS . persamaan reaksinya yaitu : H2S(g) + CuSO4(aq) → CuS(s) + H2SO4(aq).
Jawaban
pertanyaan :
Fenomena yang terjadi pada proses pembuatan pirit ialah terdapat
bara api yang disebabkan karena adanya Fe. Sedangkan ketika gas H2S
dipanaskan terdapat bercak putih pada pipa bengkok merupakan sulfur atau belerang
yang memadat karena adanya pemanasan. Unsur belerang memiliki sifat yang khas yaitu
memiliki bentuk alotrop yang dapat membedakannya dari unsure yang lain.
Praktikum selanjutnya adalah
Nitrogen. Nitrogen
merupakan elemen yang sangat esensial, menyusun bermacam-macam persenyawaan
penting, baik organik maupun anorganik. Nitrogen menempati porsi 1-2 % dari
berat kering tanaman. Ketersediaan nitrogen dialam berada dalam beberapa bentuk
persenyawaan, yaitu berupa N2 (72 % volume udara), N2O, NO, NO2, NO3 dan NH4+.
Di dalam atanah, lebih dari 90% nitrogen adalah dalam bentuk N-organik.
Percobaan pertama ialah
pembuatan gas gelak ( N2O ).Nitrous Oksida (N2O)
adalah gas yang tidak berwarna, tidak terbakar, dengan bau yang sedikit manis.
Gas ini dikenal juga dengan nama gas gelak karena bisa menimbulkan efek tertawa
bagi orang yang menghirupnya. Gas
gelak dibuat dengan membakar kristal NH4NO3 sampai
menghasilkan gas. Gas yang terbentuk ditampung di tabung reaksi dan mulut
tabung reaksi ditutup dengan sumbat. Gas yang dihasilkan tidak berwarna.
Kemudian dilakukan uji dengan menggunakan sebatang lidi yang membara. Ketika
lidi yang membara dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi gas, bara api lidi
mati agak lama karena
gas N2O yang ada di dalam tabung reaksi mendesak gas O2 keluar. Sehingga tidak adanya gas
oksigen menyebabkan nyala api menjadi padam. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat gas N2O
yang terbentuk. Persamaan reaksinya yaitu:
NH4NO3 2NO2 (g)
+ 2H2O
Gbr. Pembuatan N2O
Percobaan kedua
yaitu Pembuatan gas NO yang dilakukan dengan
memanaskan logam Cu dengan larutan HNO3 encer. Pemanasan bertujuan Cu yang dalam
bentuk logam dapat melepaskan ion-ionnya dan kemudian bereaksi dengan HNO3
encer membentuk gas NO.
Gas yang terbentuk yaitu tidak berwarna. Persamaan reaksinya yaitu :
3 Cu(s) + 8
HNO3(aq) → 3 Cu(NO3)2(aq) + 4 H2O(l) + 2 NO(g)
Cu bereaksi perlahan dengan asam nitrat encer menghasilkan
gas NO, dimana Cu dioksidasi oleh HNO3 menjadi Cu2+ dan asam
nitrat direduksi menjadi NO. Selanjutnya sebatang lidi yang membara dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi gas NO, nyala dari lidi tersebut semakin membara
namun hanya dalam waktu singkat nyala api tersebut padam. Hal ini dikarenakan
gas NO memiliki kontribusi dalam proses pembakaran, dengan terurai menjadi gas
O2 yang merupakan salah satu syarat pendukung terjadinya proses
pembakaran, yaitu sebagai zat pengoksidasi. Reaksinya yaitu : NO(g) ↔ ½ O2(g) + ½ N2(g)
Gbr. Pembuatan gas NO
Percobaan terakhir yaitu pembuatan
gas NO2 dengan mereaksikan logam Cu dan HNO3 pekat tanpa pemanasan. Pemanasan tidak
digunakan karena pelarut yang digunakan sudah pekat dan tanpa pemanasan telah
dapat bereaksi dengan logam Cu. Dalam
reaksi Cu bereaksi sangat cepat dengan asam nitrat pekat sehingga menghasilkan
gas NO2, dimana Cu dioksidasi oleh HNO3 menjadi Cu2+
dan asam nitrat direduksi menjadi NO2. Ketika keduanya direaksikan, dihasilkan gas berwarna
oranye dan permukaan tabung yang berisi gas tersebut berwarna orange tua.
Ketika ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan HNO3pekat
dimasukkan logam Cu, larutan berubah warna menjadi biru. Batang lidi yang ada
bara apinya dimasukkan ke dalam tabung yang berisi gas dan bara api lidi
sangat cepat mati. Hal ini dikarenakan gas NO2 tidak memiliki kontribusi
apapun dalam proses pembakaran.Persamaan reaksinya adalah :
Cu
+ 2 HNO3 pekat NO2(g)
Gb.
Pembuatan gas NO2
Jawaban pertanyaan :
Setelah percobaan yang telah dilakukan,
didapatkan hasil bahwa sifat – sifat fisik ketiga gas tersebut yaitu gas N2O
tidak berwarna, gas NO tidak berwarna, dan gas NO2 berwarna oranye. Pendapat praktikan mengenai fenomena nyala
api lidi yaitu Pada
percobaan pertama dan ketiga, lidi membara yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi gas N2O dan NO2 menjadi padam sedangkan pada percobaan
kedua yaitu pada gas NO bara pada lidi semakin besar walaupun hanya beberapa detik
hal ini disebabkan karena NO dapat membentuk
kesetimbangan menjadi gas O2 dan N2, dimana gas O2 dibutuhkan
dalam proses pembakaran sebagai zat pengoksidasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar