2.1
Sensor Hidrogen sulfida
Sensor adalah peralatan yang digunakan
untuk merubah suatu besaran fisis menjadi besaran listrik sehingga dapat
dianalisa dengan rangkaian listrik.
Sensor gas merupakan
suatu alat yang mampu mendeteksi perubahan kondisi lingkungan dan kemudian menghasilkan
suatu sinyal listrik yang besarnya sebanding dengan konsentrasi suatu gas.
Sensor gas Hidrogen sulfida dapat dibuat dalam bentuk sensor elektrokimia
menggunakan metode potensiometri, dimana didasarkan pada pengukuran tegangan
potensial dari analit yang berinteraksi dengan elektroda kerja dibandingkan
dengan tegangan potensial pada elektroda pembanding.
2.2
Skema Alat
Keterangan:
Capillary diffusion
barrier : membran penahan difusi kapiler, spesifik terhadap
analit.
Current collector:
bahan konduktif dalam sel bahan bakar yang mengumpulkan
elektron (di sisi anoda) atau menyalurkan elektron (ke katoda).
Electrolyte
: dapat berupa concentrated aqueous acid
atau larutan garam, untuk mengefisienkan konduksi ion antara elektroda kerja
dan pembantu
Sensor Pins:
output pins, sebagai pembawa
sinyal listrik ke readout.
Separator: dapat terbuat dari fibre glass.
Sensing electrode: menggunakan Pt
Counter electrode: menggunakan Pt
Reference electrode: menggunakan Ag/AgCl
Permukaan
luar sensor adalah membran selektif berpori yang memungkinkan difusi gas (H2S) ke sensor dan
mencegah masuknya cairan ke sensor.
Bagian
dalam terdiri dari 3 elektroda: sensing electrode, counter electrode
dan reference electrode.
sensing
electrode dan counter electrode terhubung listrik oleh larutan elektrolit. Sedangkan reference
electrode dan lingkungan terisolasi dari kedua aliran sampel dan ke dua
elektroda lainnya, karena pada elektroda ini telah ditentukan potensial yang
konstan.
3.2
Reaksi Kimia
Ketika
H2S di lingkungan terdifusi ke dalam sensor elektrokimia, maka akan
berinteraksi (oksidasi) dalam sensing
electrode (anoda). berdasarkan persamaan berikut:
H2S + 4 H2O
→ H2SO4 + 8 H+ + 8 e-
Menghasilkan
elektron bebas (e-), mengubah tegangan potensial dari sensing electrode. Tegangan potensial
dari sensing electrode dibandingkan
terhadap tegangan potensial dari reference
electrode, dan perbedaan tegangan
potensial berkolerasi dengan konsentrasi H2S.
Counter
electrode tidak berkontribusi pada pengukuran gas H2S.
Sebaliknya melalui larutan elektrolit, ia menyediakan jalur aliran untuk
elektron bebas yang dihasilkan sensing electrode.
Elektron
bebas terdistribusi melalui larutan elektrolit sebagai arus listrik ke counter
electrode (katoda).
2O2 + 8H+ + 8e- →
4H2O
3.4
Akurasi dan Limit Deteksi
Akurasi
Kedekatan
nilai hasil pengukuran terhadap nilai sebenarnya. Jika nilai rata-rata
mendekati nilai sebenarnya, maka akurasi dapat dinyatakan sebagai:
Akurasi =
Untuk menentukan
tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan
kemudian dapat diketahui seberapa besar tingkat akurasinya.
Limit
deteksi
Limit deteksi adalah
konsentrasi terendah dari analit dalam contoh yang dapat terdeteksi, tetapi
tidak perlu terkuantisasi, dibawah kondisi pengujian yang disepakati.
Q = (k x Sb)/S1
dimana;
Q
= limit deteksi
k
= 3 ( untuk limit deteksi )
Sb
= simpangan baku respon analitik dari blangko
S1 = arah garis linear (kepekaan arah)
dari kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada persamaan y = a +
bx)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar