setelah lama mengabaikan blog ini karena kesibukan kuliah. akhirnya dengan segala perjuangan.. bisa posting lagi !! hoho
*gaje/abal
*gaje/abal
berdasarkan pengalaman penulis yang kesulitan memahami HPLC-ED (HPLC yang dikopling dengan detektor elektrokimia), maka jadilah review ini.
semoga bermanfaat, happy reading :D
semoga bermanfaat, happy reading :D
Electrochemical detector (EC)
Detektor elektrokimia mengukur :
*konduktansi eluen. syarat– solute harus ionic.
Biasa disebut detector konduktivitas. digunakan untuk pendeteksian ion organic atau
anorganik, biasanya setelah pemisahan menggunakan kromatografi penukar ion (ion exchange chromatography)
*arus listrik yang berhubungan dengan
oksidasi atau reduksi solute (zat terlarut). Syarat—solutes harus relatif mudah
dioksidasi atau direduksi. Disebut detector amperometri atau koulometri.
Ketika
arus listrik dilewatkan pada larutan, terjadi reaksi pada tiap elektroda dimana
berlangsung pertukaran elektron antara elektroda dan substansi dalam larutan.
Pada katoda, substansi memperoleh electron (reduksi) dan pada anoda kehilangan
electron (oksidasi). Kita dapat menduga katoda dan anoda bekerja sebagai agen
pereduksi dan pengoksidasi, dimana kekuatannya bergantung pada nilai potensial elektroda.
Katoda menjadi agen pereduksi yang kuat jika potensial semakin negative, dan
anoda menjadi agen pengoksidasi yang kuat jika potensial semakin positif.
Potensial
elektroda, E (diukur terhadap RE yang cocok) diplotkan terhadap arus yang
mengalir dalam sel. Karena oksidasi dan reduksi dihasilkan pada arah yang
berbeda dari arus yang mengalir (untuk reduksi, electron mengalir menuju
elektroda dan untuk oksidasi electron mengalir keluar dari elektroda) kita
bedakan keduanya dengan menyebut arus reduksi (cathodic current) sebagai
positif dan arus oksidasi (anoda) sebagai negative.
Untuk
deteksi EC kita mengukur arus dalam aliran sel pada coloumn outlet. Kita dapat mengubah seektifitas detector dengan
merubah potensial elektroda.
Pertimbangan
penting dari penggunaan EC ialah fase gerak yang
digunakan harus memiliki konduktansi tinggi, sehingga digunakan campuran
senyawa aqueous-organic yang mengandung tambahan garam atau larutan buffer.
Senyawa
hidrokarbon sulit dioksidasi atau direduksi sehingga tidak cocok untuk metode
ini.senyawa amina aromatic dan fenol
mudah dioksidasi sehingga cocok menggunakan deteksi EC.
note: berbagai sumber (sorry..lupa nama pengarangnya, yang jelas judulnya "High Performance Liquid Chromatography")